REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY - Perusahaan penerbangan Australia, Qantas, akan segera melakukan penghentian seluruh penerbangan internasional dan domestik. Hal itu dilakukan menyusul perselisihan industri yang tengah terjadi.
Aksi tersebut melibatkan petugas bagasi, insinyur (teknisi), dan pilot yang membuat perusahaan mengalami kerugian hingga 15 miliar dolar Amerika per minggu.
Seluruh karyawan yang akan terlibat aksi industri tersebut akan dihentikan pada Senin (31/10) sore, dan semua penerbangan diakhiri sejak pukul 06.00 GMT, Sabtu (29/10) hari ini.
Kepala eksekutif Qantas, Alan Joyce, menyebut pesawat yang tengah berada di udara akan tetap melanjutkan penerbangannya, namun tidak ada keberangkatan selanjutnya setelah itu. Untuk itu, perusahaan penerbangan tersebut menghimbau melalui halaman Facebook-nya, agar para calon penumpang yang telah mem-booking tiket tidak datang ke bandara sampai pemberitahuan lebih lanjut. Ia juga mengatakan pihaknya akan menyediakan refund bagi mereka yang terlanjur membeli tiket.