REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY - Pejabat konsuler Prancis di Gaza pada Senin menyatakan bahwa ia dan putrinya terluka, sementara istrinya yang sedang hamil kehilangan bayinya akibat serangan udara Israel Minggu malam.
Majdi Shakoura (44 tahun), kepala urusan konsuler Prancis di Jalur Gaza, menyatakan kaca terbang menyambar kaki kirinya dan melukai istrinya, Majida (42 tahun), serta salah satu putrinya, yang berusia 13 tahun. "Istri saya, hamil dua bulan, kehilangan bayinya," katanya kepada kantor berita Prancis.
Shakoura, yang memegang kewarganegaraan Prancis dan Palestina, menyatakan jendela rumah mereka di kota Gaza barat hancur akibat pesawat Israel menghancurkan markas polisi laut Hamas di dekatnya.
Ulah Israel itu, yang dilancarkan setelah serangan roket ke Israel dari Gaza, menewaskan satu orang Palestina pada Minggu malam dan melukai enam lagi, di antaranya dua polisi, kata juru bicara layanan darurat Gaza Adham Abu Selmiya.
Pria tewas itu dikenali sebagai Mohammed Kilani (20 tahun), anggota satuan keamanan laut Gaza. Salah satu dari korban cedera berada dalam keadaan gawat.
Juru bicara tentara Israel memastikan bahwa satu pesawat angkatan udara menyerang pusat kegiatan "teroris" dalam rangka menanggapi penembakan roket terhadap Israel.
Gerilyawan Palestina di Jalur Gaza menembakkan roket ke Israel selatan pada Minggu malam, tanpa menyebabkan korban atau kerusakan, kata juru bicara tentara Israel. "Satu roket mencapai wilayah Shaar Hanegev di utara Gaza," katanya.
Terjadi kerusuhan kecil di dan di sekitar Gaza pada bulan ini, tapi tidak berdampak memicu perang habis-habisan seperti pada 29-30 Oktober, ketika saling balas kekerasan menewaskan 12 gerilyawan Palestina dan seorang warga Israel tewas.
Kelompok gerilyawan menyatakan mengamati gencatan senjata, yang ditengahi Mesir, tapi meminta hak membalas setiap tembakan Israel, sementara Israel menyatakan akan menyasar gerilyawan, yang siap menembakkan roket melintasi perbatasan.
Pada Rabu, Israel mengecam Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang tidak mengecam serangan roket di wilayahnya dari Gaza. Israel sering mengecam badan dunia itu, yang dinilainya bias terhadap negara Yahudi tersebut. Israel bersama Amerika Serikat pada saat ini melakukan lobi untuk menentang permohonan Palestina mendapatkan keanggotaan penuh dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai bagian dari upaya mengamankan pengakuan dunia.