REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat berencana menjual kepada Irak 18 lagi jet tempur F-16 saat Baghdad berusaha mengamankan wilayah udaranya setelah penarikan seluruh pasukan AS pada akhir Desember, kata seorang pejabat AS, Senin (12/12).
"Hari ini, pemerintah memberi tahu Kongres mengenai keinginannya untuk menjual kepada Irak sejumlah 18 pesawat F-16," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika, Tommy Vietor.
"Penjualan ini adalah petunjuk lain mengenai berlanjutnya hubungan kerja sama dan keamanan AS-Irak," kata Vietor setelah Presiden AS, Barack Obama bertemu dengan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki di Gedung Putih.
"Itu juga menggambarkan kemajuan yang telah dibuat Irak dalam menyediakan keamanannya sendiri, dan tekadnya untuk melindungi kemerdekaan dan kedaulatannya," kata Vietor.
Irak menandatangani kesepakatan untuk pembelian awal sebanyak 18 pesawat tempur pada awal tahun ini, setelah al-Maliki mengatakan ia ingin melengkapi Angkatan Udara Irak dengan sebanyak 36 jet dalam kesepakatan yang bernilai miliaran dolar AS.
Obama mengatakan Amerika Serikat akan melatih pilot untuk pesawat tersebut, sebagai contoh mengenai kerja sama erat militer yang dimaksudkan Washington untuk dipertahankan dengan Baghdad bahkan setelah tentara terakhir AS meninggalkan negeri tersebut pada penghujung Desember 2011.
"Kami akan bekerja untuk menegakkan hubungan efektif militer-dengan-militer yang tak berbeda dengan hubungan yang kami miliki dengan banyak negara di wilayah itu dan seluruh dunia," kata Obama.
"Kami harus melatih pilot mereka dan memastikan mereka siap dan bisa beroperasi dan ada Angkatan Udara Irak yang efektif," katanya.
F-16, yang dibuat oleh Lockheed Martin, adalah salah satu jet tempur yang paling banyak digunakan di dunia dan telah dieksport ke lebih dari 20 negara.