REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Masyarakat Jepang saat ini mengalami penurunan usia tercepat di seluruh dunia. Menurut Institut Kependudukan Nasional Jepang dan Riset Keamanan Sosial, Jepang adalah negara dengan penuaan tercepat dan tingkat kelahiran terendah. Diperkirakan total penduduk Jepang yang sekarang sekitar 128 juta, akan menyusut tiga kali lipat pada 2060.
Pada 2060, dimana usia dewasa produktif hanya akan mencapai 40 persen dari total penduduk dan menjadi beban bagi keamanan sosial dan pajak nasional. Perkiraan populasi yang sungguh mengkhawatirkan ini juga dirilis Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang, Senin (30/1).
Pada 2060, Jepang hanya akan memiliki penduduk 87 juta jiwa. Dengan populasi usia tua mencapai 65 persen, sementara tenaga kerja yang bekerja di usia 16 hingga 65 tahun akan menyusut menjadi setengah dari total populasi.
Namun, diperkirakan masyarakat Jepang memiliki rata-rata kelayakan hidup lebih lama. Harapan hidup rata-rata masyarakat Jepang untuk 2060 diproyeksikan sebesar 90,93 tahun untuk perempuan, naik dari 86,39 tahun pada 2010, dan 84,19 tahun untuk pria, naik dari 79,64 tahun.
Para ahli mengatakan bahwa populasi Jepang akan terus kehilangan 1 juta jiwa setiap tahun dalam dekade mendatang. Dan negara sangat perlu untuk merombak jaminan sosial dan sistem pajak untuk mencerminkan pergeseran demografis.