REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tahap pertama pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) Gaza di Palestina hampir selesai. Pekan terakhir Januari 2012, pembangunan RSI Gaza sudah mencapai 80 persen. Jika tidak ada kendala berarti pekerjaan struktur akan selesai dalam dua bulan mendatang.
Berdasarkan jadwal, seharusnya RSI Gaza selesai pada bulan Februari 2012. Namun berbagai kendala yang ada di lapangan membuatnya sedikit mundur dari rencana.
Tim Mer-C di Jalur Gaza melaporkan, kendala-kendala tersebut antara lain; terlambatnya pengadaan material, kemudian kondisi cuaca dalam dua bulan terakhir selalu turun hujan, dan beberapa item pekerjaan tambahan hingga terlambat sekitar satu bulan.
''Hal ini terhitung sangat normal, karena membangun di daerah konflik memang tidak mudah,'' ujar Tim MER-C di Jalur Gaza dalam laporannya seperti dikutip laman mer-c.org.
Sejak awal, pembangunan RSI Gaza memang banyak menghadapi kenadala, mulai dari susahnya para relawan masuk ke Gaza untuk mengawal pembangunan, susahnya mendapatkan material yang disebabkan material harus diadakan melalui terowongan, ditambah lagi kondisi keamanan di Gaza sendiri yang tidak pernah lepas dari serangan-serangan Israel. Hal ini mengakibatkan beberapa kali proses pembangunan harus dihentikan, serta berbagai kendala yang harus dihadapi.
Namun, MER-C dan para relawannya berkomitmen penuh bahwa amanah ini tetap harus dikerjakan dengan cara apapun, dengan jalan apapun. Tidak ada kata menyerah untuk menyelesaikan amanah ini. Komitmen inilah yang membuat MER-C terus bergerak maju menunaikan amanah dari rakyat Indonesia. Sungguh tidak terbayang sebelumnya pekerjaan yang semula hanya mimpi ini telah mencapai progress yang begitu jauh.
Dari kejauhan RSI Gaza berbentuk segi delapan seperti Qubbah Sakhra di Masjid Al-Aqsha ini sudah nampak berdiri tegak diantara bangunan-bangunan lainnya di Bayt Lahiya, Gaza Utara. Letaknya yang berada didekat perbatasan Gaza dan tanah jajahan Israel membuat bangunan ini seperti sebuah benteng kokoh yang melawan arogansi dan kebiadaban Israel terhadap bangsa Palestina.
''Terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala dukungan yang diberikan oleh rakyat Indonesia. Rumah Sakit Indonesia di Gaza ini akan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia di dunia International. Jika Indonesia punya Masjid Istiqlal di Bosnia yang dibangun oleh Soeharto, maka saat ini Indonesia punya Rumah Sakit yang dibangun oleh kekuatan rakyat, yang dibangun oleh rasa persatuan, rasa cinta rakyat Indonesia terhadap Palestina,'' tutur Tim MER-C.
Pemerintah Palestina telah mewakafkan tanah seluas 16.261 meter persegi untuk program pembangunan RSI di Jalur Gaza yang saat ini tengah dibangun oleh MER-C dan dananya berasal dari sumbangan rakyat Indonesia. Sebanyak 6 relawan Indonesia (MER-C) sudah bertugas di Gaza selama lebih dari satu tahun untuk mengawal proses pembangunan RSI di Bayt Lahiya, Gaza Utara, Palestina.