Ahad 19 Feb 2012 21:35 WIB

NYPD Awasi Mahasiswa Muslim, Universitas Columbia Protes

Rep: Agung Sasongko/ Red: Heri Ruslan
Departemen Kepolisian New York
Foto: topnews.in
Departemen Kepolisian New York

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kepolisian New York (NYPD) rupanya tidak berhenti untuk mengawasi gerak-gerik komunitas Muslim. Namun, tindakan itu tetap saja tidak merujuk pada bukti yang kuat dan melanggar nilai-nilai kebebasan yang dianut AS.

Seperti diberitakan AP, Sabtu (18/2) kemarin, Kepolisian New York (NYPD) telah memantau mahasiswa Muslim yang menjalani kuliah di sejumlah kampus di Timur Laut Amerika Serikat, termasuk Universitas Coloumbia, Universitas Yale, dan Universitas Pennyslvania.

 

Menanggapi laporan itu, Juru Bicara NYPD, Paul Browne membenarkan adanya pemantauan itu. Ia berdalih NYPD menjalankan kegiatan pemantauan atas dasar daftar 12 orang yang ditangkap atau dihukum atas tuduhan terorisme di AS dan luar negeri berasal dari Asosiasi Mahasiswa Muslim AS (MAS).

 

"Kami merasa cukup bijaksana untuk melakukan pemantauan," kata dia seperti dikutip dari globalpost.com, Ahad (19/2).

 

Sebagai tindak lanjut, kata Browne, NYPD mulai melakukan penyisiran informasi publik pada rentang waktu 2006-2007. Dalam penyisiran tersebut, NYPD mendapati sejumlah nama mahasiswa.

 

Melihat tindakan itu, anggota MAS, Haq Tanweer menilai adanya pelanggaran hak-hak sipil yang dilakukan NYPD. "Tidak seorang pun ingin berada dalam daftar pencarian FBI atau NYPD. Kami mahasiswa Muslim ingin memiliki kehidupan sendiri, menikmati privasi dan kebebasan yang sama dengan mahasiswa lainnya," paparnya.

 

Profesor asal Sekolah Hukum CUNY, Angela Burton mengatakan perilaku NYPD tidak dapat diterima dalam lingkungan kampus. Sebab, tidak ada indikasi ancaman secara spesifik yang diungkap oleh NYPD. "Apa yang dilakukan NYPD tidak kredibel," ucapnya.

 

Juru bicara Universitas Coloumbia, Robert Hornsby menilai kampus-kampus di AS banyak dikagumi di seluruh dunia atas keterbukaan terhadap keberagaman budaya dan sudut pandang. Jadi, apa yang dilakukan NYPD jelas bertentangan dengan nilai-nilai kebebasan akademis. "Mahasiswa sangat terganggu soal ini," ungkapnya.

 

Sementara itu, Walikota New York Michael Bloomberg dan Komisaris NYPD, Raymond Kelly sepaham soal tindakan NYPD dalam memantau mahasiswa Muslim. Meski kesepahaman keduanya tidak didukung dengan dokumen yang shahih seolah keterlibatan mahasiswa Muslim AS terhadap aktivitas terorisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement