REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN-- Sekelompok perempuan seniman bela diri Iran telah mengambil tindakan hukum terhadap kantor berita Inggris Reuters. Karena Reuters telah mencap mereka sebagai pembunuh.
“Gadis-gadis Iran dituduh oleh Reuters menjadi pembunuh. Sehingga, mereka mengambil tindakan hukum terhadap badan tersebut, atas pencemaran nama baik dan karakter mereka,” demikian press tv melaporkan, Rabu (28/3).
Bulan lalu, Reuters memberitakan sejumlah perempuan Iran yang sedang melakukan pelatihan seni bela diri di sebuah kota dekat Teheran, dan mengklaim Iran, bahwa pelatihan yang diikuti lebih dari 3.000 ninja perempuan itu, sebagai latihan untuk membunuh penyerbu asing.
Menyusul reaksi keras dari media Iran tentang laporan Reuters itu. Akhirnya, Reuters membuat perubahan pada bagian laporannya, namun Reuters menolak untuk meminta maaf atas fitnah yang dilakukannya tersebut.
Atas pemberitaan tersebut, para atlet ninja wanita tersebut juga bertanya pada Reuters, bahwa apa yang akan mereka lakukan jika negara mereka diserang. Namun, jangan gunakan respon patriotik para gadis itu, sebagai alasan untuk menyebut mereka pembunuh.“Para ninja wanita bertanya pada Reuters hanya satu pertanyaan yang memiliki jawaban yang sangat jelas. Saya percaya bahwa siapa pun dimana pun di dunia akan membela negaranya jika diserang, tapi dia memutar kata-kata kita untuk membuat kita terlihat buruk dan menggambarkan kami sebagai pembunuh , "kata Khatereh Jalilzadeh.