Sabtu 31 Mar 2012 11:54 WIB

Pasca-Serangan, Alqaidah Sabotase Jaringan Pipa Yaman Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, ADEN - Alqaidah menyabotase jaringan pipa gas di Yaman selatan pada Jumat setelah delapan orang, termasuk lima tersangka anggota Alqaidah, tewas dalam serangan udara dan penembakan, kata seorang pejabat setempat.

Sabotase menghentikan operasi sepanjang 320-kilometer (200 mil) pipa yang menghubungkan Provinsi Marib ke terminal Balhaf di Teluk Aden. Api dan asap mengepul terlihat dari beberapa kilometer jauhnya, kata pejabat itu.

"Mereka anggota Alqaidah yang menyabotase pipa dalam menanggapi penggerebekan," kata pejabat lokal, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Serangan terhadap pipa terjadi tak lama setelah serangan dua pesawat tak berawak AS di timur Yaman ditargetkan Alqaidah, kata seorang pejabat di Provinsi Shabwa.

Lima orang yang diduga anggota kelompok itu tewas ketika sebuah rudal menabrak mobil mereka di kota Azzan, 150 kilometer (90 mil) di timur Ataq, ibu kota Shabwa, tambahnya.

Para saksi mata mengatakan mobil terbakar sebelum gerilyawan lain memadamkan kebakaran itu dan mengambil beberapa mayat.

Seorang pejabat di rumah sakit Azzan mengatakan enam orang di dalam mobil melakukan perjalanan ke arah berlawanan kendaraan yang ditargetkan luka-luka, salah satunya kemudian meninggal.

Di tempat lain, dua orang, termasuk seorang perwira intelijen, ditembak mati pada saat mereka meninggalkan satu masjid di kota pelabuhan selatan Aden dalam serangan balas dendam Alqaidah, kata sumber suku.

Kelompok itu baru-baru ini mendistribusikan pernyataan mengancam akan menyabotase pipa minyak jika terjadi serangan Amerika Serikat atau Yaman terhadap mereka.

Pada Oktober kelompok tersebut mengklaim serangan roket yang menghentikan ekspor gas sepanjang pipa selama sepuluh hari. Yaman mulai mengekspor gas alam cair dari Balhaf tahun 2009.

Kelompok Total Prancis memiliki kepentingan hampir 40 persen di pabrik likuifikasi gas untuk Yaman. Alqaidah memiliki kehadiran yang kuat di Provinsi Abyan, utara Aden, dan mengendalikan modal dari Zinjibar sejak Mei 2011. Tetapi suku Assal mendesak mereka keluar dari Mudia.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement