Ahad 06 May 2012 14:55 WIB

Mali Utara Dikuasai Alqaidah

Tentara Mali
Foto: Harouna Traore/AP
Tentara Mali

REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO - Satu cabang Alqaidah kini menguasai Mali utara, kata sumber-sumber keamanan Sabtu (5/5), sementara gerilyawan itu mulai memberlakukan hukum Islam dan merusak satu makam suci di Timbuktu.

Serangan mengejutkan pada lokasi Warisan Dunia UNESCO itu terjadi saat pihak berwenang berusaha untuk menegakkan kekuasaan atas ibu kota Mali, Bamako, beberapa hari setelah pasukan elit gagal menggeser kelompok perwira junior yang mengambil alih kekuasaan Maret.

"Sekarang ada Alqaidah di wilayah Maghribi (AQIM), yang menduduki satu posisi dominan di tiga daerah Mali utara berkat bersekutu dengan kelompok Ansar Dine Islam dan arus para petempur dari Tunisia, Libya dan Maroko," kata satu sumber Mauritania kepada AFP.

Kelompok Islam dan suku Tuareg mengambil keuntungan dari kudeta militer 22 Maret di Bamako untuk mendesak pasukan pemerintah ke luar Mali utara, satu daerah seluas Prancis dan Belgia termasuk kota-kota Gao, Kidal dan Timbuktu.

Seorang warga mengatakan para petempur AQIM dari negara-negara lain wilyah itu memasuki kota gurun di daerah utara itu, memberikan bantuan pangan kepada penduduk dan mengatakan mereka datang untuk melakukan perang suci.

"Para anggota AQIM yang didukung Ansar Dine (kelompok Islam bersenjata) menghancurkan makam Saint Sidi (Mahmoud Ben Amar). Mereka membakar makam," kata seorang pejabat yang tidak bersedia namanya disebutkan kepada AFP.

"Mereka berjanji akan menghancurkan makam-makam lain, Timbuktu terpukul. Kini mereka akan mengambil dan menguasai makam-makam lain dan manuskrip-manuskrip," kata pejabat itu.

Pemerintah peralihan Mali marah atas pengrusakan itu, dan menyebutnya "satu tindakan yang sangat keterlaluan", dalam satu pernyataan yang disiarkan televisi nasional. Selain masjid-masjid yang bersejarah, di lokasi Warisan Dunia itu terdapat 16 makam dan kuburan besar, kata laman UNESCO.

Di Timbuktu, yang kadang-kadang disebut kota 333 orang suci juga, terdapat hampir 100.000 manuskrip, beberapa di antaranya berasal dari abad ke-12, yang tersimpan di rumah-rumah keluarga dan perpustakaan pribadi yang berada di bawah perawatan para pakar agama.

Sumber-sumber keamanan mengatakan Timbuktu berada dalam pengawasan Abou Yaya Hamame, ketua satuan tempur elit AQIM, bersama dengan seorang pembantu pemimpin Ansar Dine, Iyad Ag Ghaly.

Satu sumber keamanan dari Niger mengatakan AQIM kurang dikenal di Gao dan Kidal lebih jauh di timur dan selatan tetapi memiliki pendukung yang setia di kedua kota itu.

Seorang pejabat kementerian pertahanan Mali mengatakan, "Apa yang terjadi di Mali utara tidak hanya mengkhawatirkan pihak berwenang Mali tetapi juga semua negara lain sub-kawasan itu."

Pada Maret para perwira junior menggulingkan presiden Mali Amadou Toumani Toure, mengeluhkan bahwa ia gagal memberikan militer peralatan militer yang cukup untuk memerangi pemberontakan separatis Tuareg.

Tetapi kekacauan setelah kudeta itu dimanfaatkan oleh pemberontak dan kelompok-kelompok penjahat, yang berbeda tujuan dan nampaknya hanya bersekutu tanpa ikatan.

Satu kelompok Tuareg mengumumkan kemerdekaan wilayah itu tetapi kelompok Islam Ansar Dine, kendatipun dipimpin mantan pemimpin pemberontak Tuareg menolak klaim itu dengan mengatakan pemberlakuan hukum Islam di seluruh Mali adalah prioritas.

Atas tekanan internasional junta akhirnya setuju menyerahkan kekuasaan kepada satu pemerintah sipil tetapi tetap mempertahankan pengaruhnya, dengan tiga jabatan penting dalam pemerintah sementara itu.

Pemimpin kudeta Kapten Amadou Sanogo juga menolak tuntutan-tuntutan Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) untuk menyelenggarakan pemilu dalam 12 bulan.

Para pemimpin ECOWAS berembuk di ibu kota Senegal Kamis dan memperingatkan para pemimpin kudeta bahwa mereka akan menghadapi sanksi-sanksi baru jika mereka tetap mengabaikan peringatan kelompok 15 negara itu.

"Perkembangan-perkembangan di Mali sekarang adalah satu sumber yang mencemaskan. Afrika dan dunia mengawasi kita," kata Presiden Senegal Macky Sall kepada para timpalannya.

Ketegangan meletus lagi awal pekan ini ketika pasukan payung yang tetap setia pada Toure melalukan usaha kontra-kudeta, yang menewaskan paling tidak 22 orang.

Para pejabat mengatakan Sabtu beberapa perwira tinggi tentara Mali ditahan dalam beberapa hari belakangan ini termasuk seorang jenderal, Hamidou Sissoko bersama dengan 30 tentara lain dan warga sipil.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement