REPUBLIKA.CO.ID, PAKISTAN -- Delapan personel keamanan tewas dan lima lainnya terluka setelah diserang orang sekelompok pria tak dikenal. Mereka menembaki sebuah tenda militer di dekat Islamabad, Pakistan.
"Delapan orang tewas akibat tembakan tersebut, dan melukai lima orang lainnya," ujar seorang militer.
Serangan itu terjadi pada hari senin (9/7) di dekat kota industri Wazirabad, sekitar 150 kilometer disebelah tenggara ibu kota. "Tujuh personil keamanan dan satu orang pejabat kepolisian meninggal mengucapkan syahadat," lanjut militer tersebut.
Militer pasukan penyelamat tersebut sedang berkemah di Chenab untuk mencari jenazah pilot yang hilang dalam kecelakaan mei lalu. Namun tiba-tiba perkemahan mereka diserang dari arah jembatan.
"Tidak diketahui berapa jumlah dari komplotan penyerang tersebut, mereka menggunakan sepeda motor dan menembakan peluru dari atas jembatan," kata seorang pejabat keamanan senior yang enggan disebutkan namanya kepada AFP.
Pejabat tersebut juga mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada yang bertanggung jawab terhadap penyerangan. Jika dilihat dari pola penyerangan yang dilakukan, gerak-geriknya mirip dengan beberapa serangan yang terjadi di berbagai kota di Pakistan.
Seorang kepala kepolisian di bagian timur kota Gujarat mengatakan, polisi akan menyelidiki tempat kejadian penyerangan dan akan mencari tahu penyebabnya. Hingga saat ini belum jelas apakah demonstran islam terlibat di dalamnya.
Kepala kepolisian mengacu pada Difah-e-Pakistan, yakni Pertahanan Pakistan, sebuah pidato yang disampaikan di kota dalam gerakan protes satu jam sebelum kamp diserang. Kelompok yang melakukan protes, mencakup politisi islam dan pemuka agama, meninggalkan kota Lahore pada minggu (8/7) sore bersama dengan 8 ribu orang pendukungnya.
Mereka pergi dengan menggunakan 200 kendaraan dan berencana menempuh perjalanan sejauh 300 kilometer ke Islamabad. Kelompok ini akan bermalam di Gujarat dan berencana melakukan aksi damai di depan gedung parlemen ibu kota pada senin (9/7).