Selasa 17 Jul 2012 16:22 WIB

Tuduh Barat Mengancam, Rusia Tetap Dukung Suriah

 Mantan Sekjen PBB Kofi Annan (tengah) tengah berbincang dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (kiri) dan Sekjen PBB Ban Ki-  Moon pada pertemuan di Jenewa, Swiss, yang membahas terkait masa depan perdamaian di Suriah.
Foto: AFP
Mantan Sekjen PBB Kofi Annan (tengah) tengah berbincang dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (kiri) dan Sekjen PBB Ban Ki- Moon pada pertemuan di Jenewa, Swiss, yang membahas terkait masa depan perdamaian di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Rusia pada Senin memastikan akan menghambat usaha di Dewan Keamanan PBB memperpanjang misi pemantauan PBB di Suriah. Ancaman itu dilontarkan Rusia bila negara Barat tidak menghentikan tekanan pemberlakuan sanksi terhadap Damaskus.

Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov tetap berpegang pada sikap teguh menjelang perundingan dua jam di Moskow dengan utusan PBB Kofi Annan. Ia menyatakan menolak tekanan internasional terhadap Rusia dan China demi menghentikan dukungan pada Presiden Suriah Bashar al-Asad.

Lavrov mengatakan Rusia tidak akan mendukung satu resolusi yang didiskusikan oleh Dewan Keamanan PBB karena berisikan ancaman sanksi-sanksi jika Suriah tidak mentaati rencana perdamaian Annan. Rancangan resolusi Rusia, ujar Lavrov, tidak termasuk ancaman seperti itu.

Lavrov mengatakan setiap perjanjiaan harus mengikuti prinsip-prisip yang digariskan dalam perundingan di Jenewa 30 Juni antara Annan dan para anggota Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto. Namun, menurut Rusia, prinsip tersebut tidak secara khsusus menyoal pengunduran diri Bashar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement