Jumat 20 Jul 2012 19:51 WIB

Dijual Pulau Sengketa Jepang, Anda Berminat!

Rep: Antara/AFP/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Keluarga Jepang pemilik satu gugus pulau di Laut Cina Timur, yang jadi pusat sengketa wilayah antara Tokyo dan Beijing, pada Jumat (20/7) mengatakan ingin menjual kepulauan kecil itu "secepat mungkin". Keluarga Kurihara, yang memiliki kepulauan yang Jepang namakan Senkaku dan Cina menamakannya Diaoyu tersebut, menyewakan kepulauan itu kepada pemerintah Jepang.

Pemilik telah berunding dengan para pejabat kota Tokyo menyangkut penjualan itu-- dengan harga kira-kira 1,5 miliar yen (19 juta dolar AS) kata laporan-laporan -- sementara perjanjian sewa sekarang akan berakhir Maret tahun depan.

"Kami telah menetapkan syarat bagi satu kontrak sewa dengan pemerintah negara itu sampai akhir Maret tahun depan, jadi kami mungkin akan melakukan perjanjian (dengan Tokyo) segera setelah itu," kata Hiroyuki Kurihara salah seorang dari saudara keluarga itu. "Kami akan melakukan perundingan secepat mungkin," katanya kepada Klub Koresponden Asing Jepang.

Pernyataannya diucapkan kurang dari seminggu setelah dubes Jepang untuk Cina kembali ke Beijing, setelah dipanggil pulang ke Torko untuk konsultasi menyangkut kepulauan yang disengketakan itu. Ketegangan antara kedua negara meningkat pekan lalu setelah kapal-kapal Cina dua kali memasuki perairan dekat pulau-pulau yang kaya sumber alam, yang diklaim Beijing dan Tokyo.

Jepang mengajukan dua gugatan resmi kepada Beijing pekan lalu dan memanggil dubes Cina untuk Jepang untuk menyampaikan protes. Kepulauan yang tidak berpenghuni itu menjadi ajang bentrokan tahun 2010 ketika Jepang menahan sebuah kapal pukat harimau Cina yang menabrak dua kapal penjaga pantainya.

Ketegangan terjadi kembali April setelah gubernur Tokyo yang kontrovrsial Shintaro Ishihara, seorang pengeritik keras terhadap Beijing mengusulkan Tokyo membeli pulau-pulau itu. Awal bulan ini, Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda mengatakan pemerintah pusat juga sedang mempertimbangkan membeli kepulauan itu, yang memicu kemarahan Beijing.

Akan tetapi Kurihara Jumat mengesampingkan penjualan itu kepada pemerintah nasional kecuali pihaknya mencapai satu satu perjanjian terpisah dengan Tokyo, yang harus mengumpulkan dana publik sebanyak 1,37 miliar yen untuk membeli kepulauan itu.

Penjualan merupakan satu tahap baru dalam sengketa lama menyangkut kepulauan yang terletak sekitar 2.000 km dari Tokyo di perairan yang kaya ikan yang juga kemungkinan memiliki sumber-sumber energi yang mengutungkan.

Keluarga Kurihara membeli pulau-pulau itu puluhan tahun lalu dari keturunan pemilik-pemilik Jepang sebelumnya dengan syarat mereka tidak akan menjualnya kepada masyarakat swasta. Kepulauan itu dihuni para nelayan Jepang sebelum akhir Perang Dunia II.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement