Senin 06 Aug 2012 10:13 WIB

Pelaku Penembakan di Kuil Sikh Anggota Kelompok Anti-Islam?

Rep: Gita Amanda/ Red: Hazliansyah
Anggota tim SWAT mengepung Kuil Sikh Wisconsin, AS tempat dimana terjadi aksi penembakan pada Ahad, 5 Agustus 2012 .
Foto: AFP
Anggota tim SWAT mengepung Kuil Sikh Wisconsin, AS tempat dimana terjadi aksi penembakan pada Ahad, 5 Agustus 2012 .

REPUBLIKA.CO.ID, WISCONSIN -- Menurut keterangan saksi, pelaku penembakan kuil Sikh memiliki tato bertuliskan "9/11". Diduga pelaku merupakan anggota kelompok anti-Islam, yang salah membedakan umat Muslim dengan jemaat Sikh karena kesamaan berpakaian.

Menurut Los Angeles Times, seorang wakil dari jemaat Sikh Kanwardeep Singh Kaleka mengatakan penyerang digambarkan sebagai seorang pria botak berkulit putih. Pria tersebut menurut Kaleka menggunakan kaos putih dan celana hitam. Di salah satu lengan pelaku menurutnya terdapat tato bertuliskan "9/11".

Pihak berwenang setempat berspekulasi, penembak berniat melakukan kejahatan rasial anti-Islam. Namun mereka bingung membedakan jemaat Sikh dengan Muslim karena turban yang mereka kenakan. Kaleka menunjukkan, para wanita cukup beruntung karena dapat menghindar keluar. Namun, penembak membunuh pria-pria bersorban di kuil tersebut.

Seorang pejabat federal yang tak mau disebut namanya mengatakan, belum ada bukti cukup untuk menyimpulkan penembak berasal dari kelompok tertentu. Hingga saat ini menurutnya pihak berwenang masih terus melakukan penyelidikan. Penyelidikan harus terus dilakukan untuk mengetahui motif penembakan.

"Kami belum mengetahui motif penembakaan," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, sedikitnya tujuh orang meninggal akibat penembakan di sebuah kuil Sikh yang terletak di kawasan Oak Creek, Wisconsin, Amerika Serikat, pada Ahad (5/8) dini hari waktu setempat.

Empat orang ditembak di dalam Kuil Sikh Wisconsin di daerah pinggiran Milwaukee. Sementara tiga orang lagi ditembak di luar, termasuk seorang bersenjata yang dibunuh oleh polisi. Penembakan terjadi ketika kuil tersebut tengah melakukan acara keagamaan.

sumber : The Los Angeles Times
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement