REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Human Right Watch (HRW) mengatakan kondisi pengungsian Muslim Rohingya di perbatasan Bangladesh semakin mengkhawatirkan. HRW menerangkan situasi penuh sesak dan kotor membuat kamp tersebut sebagai kamp pengungsi terburuk yang pernah ada.
Direktur Program Pengungsian HRW, Bill Frelick, mengatakan kondisi itu bukan hanya terjadi di kamp darurat yang ilegal. Kamp yang didirikan UNHCR juga tidak jauh berbeda. "Mereka kekurangan makan dan air bersih," kata Bill Frelick seperti dikutip Voice of America, Rabu (23/8).
HRW menuduh Bangladesh sengaja membiarkan pengungsi Muslim Rohingya yang menyelamatkan diri dari perilaku diskriminasi di Myanmar tersebut terlantar, lalu mengusir kembali etnis Muslim Rohingya kembali ke Myanmar. Data yang diperolehnya tidak kurang 1.300 Rohingya dikembalikan secara paksa ke Myanmar sejak kerusuhan komunal terjadi antara etnis Buddha Arakan dan Muslim Rohingya di Rakhine.
HRW mengecam tindakan Pemerintah Bangladesh yang sampai sekarang menghalangi bantuan asing bagi pengungsi Rohingya, dan meminta agar larangan tersebut dicabut. Saat ini, kata dia, tidak kurang dari 200 ribu pengungsi Rohingya berada di Bangladesh.