Sabtu 25 Aug 2012 12:24 WIB

Tinjau Perkembangan Suriah, Mesir-Iran Kontak Lewat Telepon

Bendera Mesir dan Iran. Ilustrasi.
Foto: yalibnan.com
Bendera Mesir dan Iran. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Mesir Muhammad Kamel Amr melakukan pembicaraan telepon dengan Menlu Republik Islam Iran Ali-Akbar Velayati, Jumat (24/8). Mereka membahas dan berkonsultasi mengenai perkembangan terbaru dalam krisis Suriah.

Berdasar laporan IRNA, Kepala Kantor Media dan Informasi kementerian Luar Negeri Iran menyatakan pembicaraan Jumat malam dilakukan setelah Konferensi Sahabat Suriah di Teheran. Republik Islam Iran mengusulkan pembentukan kelompok kontak mengenai perkembangan Suriah.

Faktor lain yang mengarah ke konsultasi reguler diplomat penting antara kedua negara besar Islam. Menurut Departemen Luar Negeri Iran, Presiden Mesir Muhammad Moursi mengusulkan pada KTT OKI di Mekkah mengenai kegiatan dan kerja sama empat negara Iran, Mesir, Arab Saudi, dan Turki mengenai pemecahan krisis regional.

Sejauh ini para menteri luar negeri Iran dan Mesir telah dua kali melakukan tukar pikiran satu sama lain. Hubungan antara kedua negara, salah satu yang terbesar dan paling berpengaruh di Timur Tengah - putus pada tahun 1980 setelah Revolusi Islam Iran dan pengakuan Mesir atas Israel.

Mesir adalah satu-satunya negara Arab yang tidak memiliki kedutaan besar di Iran saat ini. Hubungan kedua negara dipengaruhi oleh isu-isu kawasan termasuk penandatanganan Mesir terhadap Kesepakatan Camp David dengan Israel pada tahun 1979. Dukungan Mesir terhadap Irak dalam delapan tahun konflik Iran, penyebutan pembunuh almarhum Presiden Anwar Sadat sebagai pahlawan agama juga menjadi sumber hubungan dingin Mesir-Iran.

Pada tahun 2007, hubungan antara kedua negara dicairkan kembali terutama di bidang diplomasi ekonomi dan perdagangan. Namun hubungan mengalami kemunduran selama 2008-2009 saat berlangsung konflik Israel atas Gaza ketika para politisi Iran dan Mesir saling menyalahkan atas kelambanan terhadap eskalasi konflik di sana.

Setelah kunjungan bilateral pasca-revolusi Mesir 2011, dan penunjukan duta besar setelah hampir 30 tahun, Presiden Mesir Mohammed Moursi kini dijadwalkan untuk melakukan kunjungan pertama yang bersejarah ke Iran sejak revolusi Islam untuk menghadiri KTT Gerakan Non-Blok pada 30 Agustus, di mana dia akan menyerahkan jabatan presiden bergilir GNB kepada Iran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement