Selasa 28 Aug 2012 06:38 WIB

Aktivis Pro Palestina dari AS dan Eropa Tiba di Tepi Barat

Israel tahan 610 aktivis pro Palestina
Foto: RNW
Israel tahan 610 aktivis pro Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, -- Sejumlah aktivis Pro-Palestina dari AS dan negara Eropa tiba di pos pemeriksaan Israel di Tepi Barat. Mereka berusaha memberi bantuan berupa perlengkapan sekolah kepada siswa Palestina.

"Ini adalah inisiatif keempat kami untuk memasuki Palestina," kata Olivia Zemor, juru bicara kelompok aktivis, sesaat sebelum berangkat ke perbatasan yang disebut juga sebagai Jembatan Raja Hussein, 35 km sebelah tenggara Amman.  

Kegiatan yang merupakan bagian dari kampanye "Welcome to Palestine" --yang menyoroti pencaplokan Israel atas wilayah Palestina-- para aktivis berusaha memberi bantuan berupa mainan, pena, notebook dan perlengkapan lainnya.

Para aktivis berangkat dengan menggunakan lima bus sekolah seraya meneriakkan "Free Palestine" dan menyanyikan lagu-lagu tradisional Palestina. Mereka juga mengenakan kaos bertuliskan "I Have a Dream".

Usaha kali ini adalah usaha keempat mereka memasuki Israel, namun selalu gagal. Sebelumnya mereka berusaha masuk pada Ahad (15/4) lalu dengan menggunakan perjalanan udara. Namun baru mereka tiba di bandara, otoritas Israel di Badara Internasional Ben Gurion, Tel Aviv, menolak mereka masuk (baca:'Histeris, Israel Tahan Aktivis Pro Palestina').

Beberapa aktivis menyatakan skeptis bisa masuk ke Palestina. "Saya mencoba masuk pada bulan Juli dan April tahun lalu, tetapi Israel menempatkan saya di penjara selama satu hari. Saya memperkirakan mereka (Israel) akan menolak kami kembali seperti yang mereka lakukan sebelumnya," kata seorang relawan dari Amerika, Michael Rabb kepada AFP.

Melia Hadaad, remaja berusia 11 tahun Prancis-Aljazair, yang datang dengan ibu dan kakak perempuannya mengatakan.

"Saya berharap kali ini mereka membiarkan kami masuk ke Palestina, karena kami bukan teroris. Kami hanya manusia dan memiliki sejumlah barang untuk diberikan pada anak-anak, hanya itu," katanya.

sumber : Arab News/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement