Selasa 28 Aug 2012 07:30 WIB

Timur Tengah Bergejolak, Penjualan Alutsista AS Pecah Rekor

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pesawat tempur Taiwan, F16 yang didapat dari paket militer AS sedang lepas landas dari bandara.
Foto: REUTERS
Pesawat tempur Taiwan, F16 yang didapat dari paket militer AS sedang lepas landas dari bandara.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gejolak politik dan keamanan yang mendera kawasan Timur Tengah ternyata membawa berkah tersendiri bagi Amerika Serikat. Penjualan penjualan alat utama sistem senjata buatan negara adikuasa itu makin laris bahkan memecahkan rekor tertinggi tahun lalu.

Dalam sebuah laporan terbaru kepada Kongres AS disebutkan, penjualan senjata pada 2011 mencapai 66,3 miliar dolar AS. Angka ini merupakan tiga kali lipat dari catatan penjualan tahun sebelumnya pada 2010 yang hanya 21,4 miliar dolar AS.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa penjualan pada 2011 merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah AS. Rekor penjualan tertinggi sebelumnya terjadi pada tahun 2009 dengan total 31 miliar dolar AS.

Arab Saudi menjadi pembeli terbesar persenjataan AS dengan nilai total mencapai 33,4 miliar dolar AS. Perjanjian pembelian itu mencakup 84 unit jet F-15 terbaru, puluhan helikopter Apache dan Hawk Eye, serta sejumlah misil, amunisi dan suport logistik lainnya.

Uni Emirat Arab menghabiskan 3,49 miliar dolar AS untuk membeli sistem pertahanan Terminal High Altitude Area yang merupakan perisai anti-rudal dengan peralatan radar canggih. UEA juga memesan 16 unit helikopter Chinook senilai 939 juta dolar AS.

Sementara itu, Oman membeli 18 unit jet tempur F-16 senilai 1,4 miliar dolar AS. Di luar Timur Tengah, India mencatatkan pembelian total 4,1 miliar dolar AS utuk 10 unit pesawat pengangkut C-17. AS juga menjual sistem baterai anti-rudal Patriot senilai 2 miliar dolar AS kepada Taiwan yang membuat gerah pemerintah Cina. 

sumber : Press TV
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement