REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Posisi Iran sebagai tuan rumah konferensi tingkat tinggi Gerakan Non Blok (GNB), 2012 menggangu seteru besarnya, Israel. Status tuan rumah itu otomatis menahbiskan Iran sebagai ketua GNB untuk tiga tahun ke depan.
Wakil Presiden Eksekutif, B'nai B'rith Internasional (salah satu lembaga pelobi Yahudi di AS) Daniel Mariaschin, menyatakan negara anggota GNB harus menurukan tingkat partisipasi mereka.
Setiap tahun, Mariaschin, begitu juga kepala organisasi Yahudi-AS, seperti Liga Anti-Pencemaran Nama Baik, Conference of Presidents of Major American Jewish Organizations dan Kongres Yahudi Dunia--akan bertemua dengan pemimpin dari 40 negara menghadiri Sidang Umum PBB di New York, September.
Salah satu isu utama dalam agenda pertemuan, yakni hasil pertemuan para pemimpin negara-negara Non Blok akan dibawakan oleh Iran sebagai pemimpin organisasi. Fakta itulah yang dinilai Mariaschin tidak seharusnya terjadi.
"Ini bukan sekedar konferensi lima hari," ujarnya mengacu pada KTT GNB yang berlangsung di Teheran mulai 26-31 Agustus.
"Kepemimpinan proaktif bakal bersifat antidemokrasi, anti-Barat, anti-AS dan anti-Israel. Pertanyaan saya kepada mereka (anggota lain GNB) apakah mereka bersedia berdiri dan berpihak atas pandangan tersebut."
Anggota GNB, ujarnya, harus memutuskan dari sekarang apakah partisipasi mereka dalam gerakan itu dengan Iran sebagai pemimpin akan aktif atau tidak aktif. Juga, tak kalah penting, di tingkat apa mereka akan mewakili.
Tanpa menyebut nama-nama, Mariaschin mengklaim ada sejumlah negara-negara GNB yang cemas dengan citra mereka sehingg kemungkinan menurunkan partisipasi mereka.