Jumat 31 Aug 2012 15:54 WIB

Fiji Perkuat Hubungan dengan Korut dan Iran

Bendera Fiji. Ilustrasi.
Foto: pflnz.co.nz
Bendera Fiji. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUVA - Langkah rejim militer Fiji memperkuat hubungan dengan Korea Utara serta Iran pekan ini mendapat reaksi dari para pengamat. Langkah itu disebut sebagai upaya negara Pasifik itu untuk merangkul sekutu baru di tengah pengucilan regional.

Fiji, negara pulau Pasifik pertama yang membentuk hubungan diplomatik dengan China, bisa menambah suara dukungan bagi Korea Utara dan Iran di PBB, kata para pengamat, Jumat (31/8). Teheran dan Pyongyang menjadi sasaran sanksi-sanksi internasional karena kegiatan nuklir mereka dan pemerintah mereka sama-sama bermusuhan dengan AS.

Fiji juga telah menjadi sasaran sanksi dan dibekukan keanggotaannya dari Persemakmuran dan Forum Pulau Pasifik sejak orang kuat militer Voreqe Bainimarma berkuasa pada 2006 dalam kudeta keempat di negara itu dalam waktu dua dasawarsa.

Menteri Luar Negeri Inoke Kubuabola, yang menandatangani perjanjian dengan Iran di sela-sela Pertemuan Puncak Gerakan Non-Blok di Teheran, mengatakan, Fiji memiliki kebijakan luar negeri "pintu terbuka". Negara itu ingin "menjauh dari ketergantungan yang berlebihan pada mitra-mitra bilateral tradisional kami", katanya.

Namun, perjanjian itu ditandatangani ketika ada tanda-tanda perbaikan hubungan dengan negara-negara kuat regional Australia dan Selandia Baru.

Vijay Naidu, guru besar masalah internasional di Universitas Pasifik Selatan, mengatakan, sulit untuk melihat manfaat material dari perjanjian itu, yang bisa menjadi "sebuah kasus dimana satu rejim otoriter mengidentifikasi rekan seperjalanannya".

"Iran mati-matian membutuhkan teman dalam upaya menentang pengucilan yang berusaha diterapkan AS, Eropa dan Israel karena kecurigaan bahwa orang Iran berusaha membuat senjata nuklir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement