REPUBLIKA.CO.ID, TAMPA -- Partai Republik semakin gencar melemparkan serangan verbal kepada Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Jelang Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2012, calon Presiden AS dari Partai Republik, Mitt Romney mengatakan pemerintahan AS pimpinan Obama telah berbohong kepada rakyatnya.
Pada penutupan konvensi Partai Republik, ia menuding Obama sebagai pemicu pengingkaran tersebut. Karena itu, Romney menegaskan penting bagi rakyat AS mengganti kursi kepemimpinan di Gedung Putih.
"Ini bukan tentang apa yang saya inginkan, bukan hanya apa kita harapkan. Tapi memang itulah yang Amerika perlukan," tegas Romney, seperti dikutip Aljazeera, Jumat (31/8).
Masyarakat AS, kata dia, mengetahui kegagalan pemerintah yang tidak memberikan harapan, ataupun mengubah kondisi ekonomi bagi banyak keluarga di AS. Padahal menurutnya kebutuhan dan persoalan yang dibutuhkan negara tersebut tidaklah dalam dan rumit.
Romney optimis dapat mendepak Obama keluar dari Gedung Putih, dan berjanji memberikan kepastian hidup yang lebih baik bagi AS. Romney mengklaim, pengalamannya dalam menjalankan unit usaha, dan perannya sebagai kepala keluarga, adalah sebagai tolak ukur kesuksesan dirinya menjadi pemimpin.
"Waktunya telah datang untuk membuka lembaran baru. Dan sekarang adalah waktu untuk mengembalikan janji Amerika," tegasnya.
Mantan Gubernur Massachusetts itu mengatakan tolok ukur keberhasilannya kelak adalah dengan merealisasikan 12 juta lapangan pekerjaan yang tidak sulit dilakukan. Bersama calon Wakil Presiden AS pilihannya, Paul Ryan, Romney juga menjanjikan beberapa program pemerintah yang dianggapnya dapat mengembalikan kejayaan AS bagi global. Kemandirian energi dengan mengambil keuntungan dari pengelolaan minyak dan batubara juga menjadi tawaran kepada pemilihnya, selain penggunaan nuklir dan enerji lainnya.
AS akan menggelar Pilpres pada 6 November mendatang. Pasangan capres dan cawapres Mitt Romney-Paul Ryan menantang Barack Obama-Joe Biden.