REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN-- KTT Gerakan Non-Blok ke-16 ditutup di ibu kota Iran Teheran pada Jumat (31/8) . Pertemuan itu menghasilakn dokumen-dokumen yang memberikan tekanan pada perdamaian.
Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, ketua bergilir temu puncak, membacakan bagian akhir dari dokumen pada upacara penutupan acara tersebut, dan mengatakan bahwa para peserta dengan suara bulat menyatakan komitmen mereka pada prinsip-prinsip dan tujuan GNB.
Para peserta menyerukan "perubahan mendasar" dalam pemerintahan global dan manajemen kolektif dunia sebagai prasyarat membangun perdamaian. Mereka semua menyatakan seruan untuk menghindari konflik di dunia, kata Ahmadinejad.
"Kami sepakat untuk menjamin hak asasi manusia dan martabat manusia untuk mengembangkan cinta, kasih sayang dan kejujuran," katanya, dan menambahkan bahwa "Kami bisa mengatasi tantangan global berdasarkan persahabatan."
Dia mengatakan bahwa, dengan menyetujui dokumen akhir KTT, negara-negara anggota mengirimkan "pesan-pesan politik penting" untuk membangun perdamaian dan keadilan di dunia. Dalam dokumen akhir, solidaritas dengan Palestina juga ditekankan.
Tetapi meskipun upaya semua pihak, pertemuan Teheran gagal untuk menyenangkan semua karena beberapa isu global utama tampaknya akan tersisa.
Pada Jumat, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, yang telah berada di Teheran untuk hari pertama KTT yang berlangsung dua hari, menyesalkan bahwa Iran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) belum mencapai kesepakatan tentang penyelesaian masalah nuklir Iran.
Melalui pernyataan yang dikeluarkan di PBB oleh juru bicaranya Ban, Farhan Haq menekankan "solusi diplomatik dan perundingan" untuk masalah yang berkepanjangan itu.
Meskipun Amerika Serikat dan Israel menentang kunjungannya ke Iran untuk pertemuan itu, namun Sekjen PBB mengatakan ia menggunakan "kesempatan partisipasinya untuk menyampaikan keprihatinan nyata dan harapan dari masyarakat internasional" pada masalah nuklir Iran.
Pertemuan GNB di Teheran diadakan dalam tiga tahap: persiapan pertemuan pejabat senior pada 26-27 Agustus, pertemuan tingkat menteri pada 28-29 Agustus, dan pertemuan puncak pada 30-31 Agustus.
Perwakilan dari sekitar 120 negara berkumpul di ibu kota Iran untuk membahas tantangan global baru. Venezuela terpilih menjadi tuan rumah KTT GNB ke-17 pada tahun 2015, sementara dua negara, yakni Republik Azerbaijan dan Fiji, diterima sebagai anggota baru dari organisasi besar itu.
Didirikan di bekas Yugoslavia pada tahun 1961, GNB mencakup hampir dua-pertiga dari anggota PBB dan sekitar 55 persen dari populasi dunia.