REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Bukan hanya Indonesia, negara tetengga lain Myanmar termasuk Malaysia juga ikut menghadapi kendala terkait pengungus Rohingya. Saat ini Malaysia, menurut masih kesulitan mengembalikan para pengungsi tersebut ke Myanmar.
Pasalnya, etnis Rohingya tidak diakui sebagai warga negaranya. Mahathir Muhamad, mantan Perdana Menteri Malaysia mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan seusai memberikan orasi ilmiah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (4/9). Jumlah pengungsi Rohingya di Malaysia cukup banyak.
"Kita akan merundingkan dengan pemerintah Myanmar supaya mau menerima kembali orang-orang Rohingya. Meskipun mereka tidak diakui sebagai rakyatnya," kata Mahathir.
Berdasarkan pengalaman, lanjut Mahathir, untuk menyelesaikan masalah Rohingya, negara Asean harus berdiskusi bersama untuk mencari solusi. "Dulu, demi menghentikan pemerintahan kuku (tangan) besi di Myanmar, negara itu diterima sebagai anggota Asean. Supaya kita ada cara untuk menyelesaikan masalah. Terbukti bisa, pemerintahan kuku besi diganti dengan pemerintahan demokratik," kata Mahathir.
Karena itu, kata Mahathir, penyelesaian masalah Rohingya, negara Asean harus berunding untuk mencari penyelesaiannya.