Rabu 19 Sep 2012 07:03 WIB

Brahimi: Pimpin Misi ke Suriah Hampir tak Mungkin

Diplomat kawakan Aljazair Lakhdar Brahimi
Diplomat kawakan Aljazair Lakhdar Brahimi

REPUBLIKA.CO.ID, Utusan khusus Perserikatan Bangsa Bangsa-Liga Arab, Lakhdar Brahimi, telah berembuk dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, Sabtu lalu (14/9). Setelah pertemuan dia mengatakan konflik Suriah yang meningkat bisa menimbulkan bahaya global.

Pertemuan di Damaskus Sabtu itu adalah yang pertama kali dilakukan Brahimi dengan Bashar sejak ia menggantikan Kofi Annan sebagai utusan perdamaian dua pekan lalu.

Diplomat kawakan Aljazair itu berpendapat, memimpin misi itu "hampir tidak mungkin". Pasukan Bashar dan gerilyawan yang berusaha menggulingkannya mengabaikan imbauan penghentian pertempuran, yang berlanjut di sebagian besar kota-kota utama negara itu termasuk Damaskus, Aleppo, Homs dan Deir al-Zor.

Penduduk Damaskus melaporkan mereka mendengar ledakan bom disusul suara jet-jet tempur di ibu kota itu segera setelah pukul 07.00 waktu setempat (11.00 WIB) Sabtu.

Kelompok HAM Observatoriun Hak Asasi Manusia Suriah yang bermarkas di Inggris yang memantau pertempuran itu, mengatakan 160 orang tewas di Suriah Jumat, ketika Brahimi bertemu dengan para diplomat Rusia dan China di Damaskus. Pada Kamis ia berbicara dengan dubes Iran.

Rusia, Iran dan China adalah pendukung pemerintah Bashar. Moskow dan Beijing tiga kali memveto resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam dan mengancam akan memberlakuan sanksi-sanksi terhadap Damaskus.

"Saya yakin bahwa presiden lebih menyadari ketimbang saya tentang dimensi-dimensi dan bahaya krisis ini," kata Brahimi. Brahimi mengatakan Bashar dan para pejabatya berjanji akan mendukung tugasnya, dan menambahkan bahwa ia akan kembali ke kawasan itu segera setelah berunding dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon di New York.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement