REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK - Presiden AS Barack Obama, Selasa (25/9), bicara lebih keras terhadap Iran dengan mengatakan waktu "bukan tanpa batas" untuk menyelesaikan sengketa dan Washington akan melakukan "apa yang harus" guna menghentikan Teheran memiliki bom nuklir, meskipun ia masih memilih diplomasi.
"Amerika ingin menyelesaikan masalah ini melalui diplomasi, dan kami percaya masih ada waktu dan ruang untuk melakukan itu," kata Obama dalam Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB. "Tapi waktunya bukan tanpa batas," kata presiden AS tersebut.
Sekutu AS, Israel, telah berulangkali mengancam akan melancarkan serangan untuk mendahului guna menghancurkan instalasi nuklir Iran. Namun Amerika Serikat berkeras masih ada waktu dan ruang bagi diplomasi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang makin tidak sabar, telah mendorong Amerika Serikat untuk menetapkan "garis merah" yang jelas yang tak bisa dilewati Iran. Tapi tetap belum ada tanda pemerintah Obama telah memutuskan tuntutan semacam itu.
Negara besar Barat dan Israel telah lama mencurigai Iran secara diam-diam membuat senjata nuklir, tapi Iran berkeras program nuklirnya semata-mata bertujuan damai.
Dengan hanya tersisa waktu enam pekan sebelum pemilihan presiden Amerika, Obama menggelar arena PBB untuk menetapkan nada lebih keras terhadap Teheran, demikian laporan Xinhua Rabu (26/9) siang.
Ia tampaknya berusaha menarik kembali lobi Yahudi di negaranya dan memukul-balik kecaman keras terhadapnya dari pesaingnya dari Republik, Mitt Romney.