Senin 08 Oct 2012 02:12 WIB

Protes di Guatemala, Enam Orang Tewas

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dewi Mardiani
Presiden Guatemala, Otto Perez Molina.
Foto: reuters.com
Presiden Guatemala, Otto Perez Molina.

REPUBLIKA.CO.ID, TOTONICAPAN -- Kamis (4/10) adalah menjadi hari kelabu di Totonicapan, Guatemala. Pasalnya, sebanyak enam orang tewas ditembak karena memprotes kenaikan harga listrik dan kebijakan pendidikan di daerah pedesaan.

Protes Kamis (4/10) lalu di Totonicapan dipicu karena pernyataan Presiden Guatemala, Otto Perez Molina. Seperti yang dilansir dari BBC News, akhir pekan lalu, Otto mengatakan telah mengusulkan reformasi konstitusional yang akan memodernisasi sistem ekonomi dan peraturan Guatemala.

Reformasi tersebut mengenai kebijakan tentang harga listrik dan pendidikan di daerah pedesaan. Akibat pernyataan Otto, warga marah dengan melakukan protes dan memblokir tol di Totonicapan.

Kemudian insiden itu terjadi, protes warga mengakibatkan terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan. Menurut para pejabat setempat, setidaknya enam orang tewas dalam bentrokan itu. Selain warga tewas, setidaknya 30 orang juga terluka.

Menteri Dalam Negeri Guatemala, Mauricio Lopez Bonilla, mengatakan bahwa beberapa korban cedera mengalami luka pisau atau parang, dan 13 orang lain telah dipukuli. Tujuh tentara dilaporkan berada di antara mereka yang terluka selama bentrokan.

Aktivis lokal mengatakan polisi dan tentara telah menembak para pengunjuk rasa. Sebuah laporan juga mengatakan, penembakan itu terjadi setelah tentara dirancang untuk membantu polisi yang telah diperintahkan untuk mengusir para demonstran dari jalan.

Tetapi, pada konferensi pers, Otto membantah bahwa militer telah terlibat dalam insiden itu. Otto menambahkan ia telah mendapat pemberitahuan bahwa truk yang menembak warga yang kemudian dibakar memiliki nomor kendaraan sipil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement