Selasa 06 Nov 2012 07:05 WIB

Ratusan Remaja di Inggris tak Punya Kewarganegaraan

Ilustrasi
Foto: west-info.eu
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Ratusan remaja yang hidup sebagai gelandangan di London dan kota lainnya di Inggris ternyata tak memiliki status kewarganegaraan. Hasil investigasi BBC menemukan mereka tersebar di Birmingham, Leeds, Conventry, Nottingham, Newcastle, Liverpool, Oxford, dan Cardiff.

"Remaja tanpa status kewarganegaraan ini menjadi masalah akut di ibu kota," kata pengamat sosial, Chris Nash, dikutip dari BBC, Selasa (6/11). Jumlah mereka yang terdata sementara mencapai 600 orang.

Tony (17 tahun) misalnya, remaja yang mengaku lahir di Uganda ini ditinggalkan ayahnya dalam sebuah perjalanan saat ia berusia 15 tahun. Sang ayah meninggalkan Tony saat ia tertidur pulas di dalam bus. "Jika lapar, aku harus berjuang keras mendapatkan uang," katanya.  

Saat ia mencoba mendaftarkan diri ke kantor imigrasi untuk mendapatkan identitasnya, Tony diminta menyerahkan surat pengantar dari orangtuanya. "Bagaimana bisa saya mendapatkan surat dari ayah saya sedangkan yang membuang saya adalah dia," ujarnya.

Beberapa gadis remaja yang tanpa kewarganegaraan bahkan menjadi ajang eksploitasi seksual. Salah satu sumber BBC, gadis berusia 17 tahun, mengaku diselundupkan dari Libya ke Inggris pada 2009. Ibunya khawatir kekerasan militer di Libya pada saat itu membahayakan puterinya. Karena terlantar, sang gadis memilih hidup dengan cara tak halal.

Sebagian dari remaja gelandangan yang berusia 14 tahun ke bawah terpaksa melakukan tindak kejahatan untuk bertahan hidup. Sebab, tak ada tempat penampungan, dukungan, dan perawatan untuk mereka.

Menurut data yang dihimpun Oxford University Center on Migration Policy and Society, London dan Birmingham adalah titik terbanyak terdapatnya remaja tanpa kewarganegaraan di Inggris. Mereka aslinya berasal dari Afganistan, Brasil, Cina, Jamaika, Nigeria, Iran, Irak, dan Turki

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement