Kamis 08 Nov 2012 18:47 WIB

Buka Kongres Partai, Hu Jintao Ancam Pejabat Korup

Rep: bambang noroyono/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Petinggi Partai Komunis Cina dalam kongres nasional lima tahun lalu
Foto: teluguvani.com
Petinggi Partai Komunis Cina dalam kongres nasional lima tahun lalu

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING --- Skandal hukum dan korupsi beberapa pejabat di pemerintahan menjadi fokus utama Kongres Partai Komunis Cina. Presiden Hu Jintao menyinggung persoalan tersebut dalam pidato pembukaan partai penguasa tersebut, Kamis (8/11).

Pidato yang didengar lebih dari dua ribu telinga delegasi partai ini, menyoroti beberapa pertikaian hukum di negara tersebut. "Jika kita (partai) gagal menangani persoalan ini dengan baik maka akan fatal nantinya. Bahkan mendorong partai ke jurang, dan menghancurkan kita (negara)," Jintao menegaskan hal tersebut, di Beijing's Great Hall, seperti dilansir kanal berita BBC News, Kamis (8/11).

Presiden mendesak agar delegasi partai yang menjabat tidak memanfaatkan seragam birokrasi untuk melakukan pelanggaran hukum. Prilaku koruptif, ujarnya, tidak akan mendapatkan tempat perlindungan.

Dia menghentak semua delagasi yang hadir dengan nada mengancam akan menyeret semua pejabat kriminal dan korup. "Siapa saja. Apa pun jabatan dan posisi yang mereka miliki," Jintao menggariskan demikian, yang juga didengar lebih dari 82 juta anggota partai dan masyarakat Cina lainnya.

Kongres Partai Komunis Cina kali ini adalah helatan yang ke-18 setelah partai berlambang palu arit tersebut menguasai Tirai Bambu sejak 1949. Kongres diadakan menyusul masa jabatan Jintao sebagai presiden akan tuntas tahun ini.

Dia menguasai kursi presiden selama dua periode sejak 2003. Dia juga merupakan Sekertaris Jenderal Partai Komunis Cina sejak 2002 dan akan padam tahun sekarang.

Menjelang kongres pemerintahan Cina digegerkan beragam situasi hukum dan skandal politik, dan kerusuhan lainnya lainnya. Pekan lalu Pemerintah Cinta marah atas laporan skandal korupsi yang dilakukan oleh Perdana Menteri Wen Jinbao.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement