REPUBLIKA.CO.ID, KIGALi -- Rwanda pada Selasa (20/11) menyerukan diselenggarakannya dialog politik antara pemberontak M23 dan pemerintah Republik Demokratik Kongo (DRC). Usul dialog politik itu ditujukan untuk mengakhiri konflik yang berkecamuk di bagian timur negeri tersebut.
Menteri Luar Negeri Rwanda dan Juru Bicara Pemerintah, Louise Mushikiwabo, mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa dialog politik lebih penting ketimbang sebelumnya setelah jatuhnya Goma, Ibu Kota Provinsi Kivu Utara, ke tangan M23.
Selain itu, kejadian belakangan ini juga mesti menarik kembali perhatian dan komitmen bagi proses ICGLR (Konferensi Internasional Wilayah Danau Raya), katanya.
Mushikiwabo mengatakan kedua pihak mesti menghentikan permusuhan yang mengancam keadaan bagi warga DRC tapi juga bagi warga sipil Rwanda di daerah perbatasan. Menurut laporan Xinhua, dia menekankan pendekatan baru guna memastikan tak ada kejadian yang membuat situasi saat ini bertambah buruk.