Senin 26 Nov 2012 02:25 WIB

FARC: Pemerintah Kolombia Lakukan Kebohongan Perang

Tentara FARC Kolumbia
Foto: ThemTangs
Tentara FARC Kolumbia

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Gerilyawan FARC menuduh pemerintah Kolombia melakukan kebohongan perang sebagai bagian dari propaganda terhadap kelompok kiri tersebut, Ahad (25/11), ketika kedua pihak bertemu lagi untuk melakukan perundingan perdamaian.

Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), yang telah menyatakan akan meletakkan senjata secara sepihak, menuduh militer melakukan sandiwara perang pekan lalu untuk digunakan sebagai bukti bahwa FARC tidak memiliki niat baik dalam perundingan tersebut.

Kelompok itu pada Ahad mengulangi janjinya yang disampaikan enam hari lalu bahwa mereka tetap melakukan gencatan senjata sepihak, meski pemerintah belum menanggapinya dengan tindakan serupa.

"Kami mengungkapkan kepatuhan penuh kami pada gencatan senjata sepihak," kata juru bicara FARC Ruben Zamora, ketika perundingan berlangsung di Havana.

FARC menjanjikan penghentian operasi militer sepihak selama dua bulan, Senin (19/11), pada awal negosiasi terakhir dengan pemerintah.

Namun, ahli-ahli independen mengatakan, adalah tidak mungkin untuk membuktikan apakah FARC sungguh-sungguh mematuhi gencatan senjata tersebut, tanpa pengawasan pihak luar.

Pemerintah Kolombia dan FARC memulai dialog di Oslo, ibu kota Norwegia, pada 18 Oktober yang bertujuan mengakhiri konflik setengah abad yang telah menewaskan ratusan ribu orang.

Perundingan itu dilanjutkan sebulan kemudian di Havana, Kuba. Tiga upaya sebelumnya untuk mengakhiri konflik itu telah gagal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement