Senin 03 Dec 2012 16:55 WIB

Terowongan di Jepang Ambruk karena Sudah Lapuk

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Karta Raharja Ucu
Terowongan Sasago
Foto: scmp.com
Terowongan Sasago

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Penyebab ambruknya Terowongan Sasogo di sebelah barat daya, Tokyo, Jepang, Ahad (2/12) pagi waktu setempat, masih terus diselidiki.

Operator jalan tol Central Japan Expressway Co sebagai pengelola jalan dan terowongan mengatakan sedang menyelidiki penyebab kejadian. Dikatakan terowongan dalam kondisi normal saat pemeriksaan rutin dua bulan lalu.

"September lalu kami memeriksa tidak ada menemukan kejanggalan," kata seorang pejabat perusahaan, Satochi Noguchi kepada Asashi Shimbun, Senin (3/12).

Titik reruntuhan dan terparah terjadi di kilometer 1,7 arah Tokyo. Satochi menduga kuat dugaan terowongan yang membelah perbukitan Gunung Fuji tersebut mulai mengalami pelapukan.

Terowongan itu beroperasi sejak lima dekade alias 50 tahun silam. BBC News melansir rekaman kamera pemantau jalan (CCTV) yang menampilkan bagian sepanjang 30 meter runtuh di jalur kereta Chuo Expressway. Jalur tersebut menghubungkan Distrik Yamanashi dan Tokyo.

Beton penyangga selebar jalan di titik kejadian melentur, dan membentuk huruf V karena tidak mampu menahan beban material. Runtuhnya salahsatu terowongan terpanjang di Jepang tersebut membuat Presiden CJE Co, Takekazu Kaneko memeriksa semua terowongan di Jepang, yang memiliki struktur serupa. Beberapa terowongan lain dikelola oleh perusahaannya.

Pakar Teknik dari Universitas Osaka, Chikaosa Tanimoto setuju mengatakan pelapukan menjadi penyebab runtuhnya terowongan ini. Bencana alam seperti gempa bumi hebat yang terjadi beberapa tahun lalu semakin meyakinkan pendapatnya. (baca: Terowongan di Jepang Ambruk, Sembilan Orang Tewas).

Pemerintah harus merestrukturisasi semua terowongan yang berada di negeri tersebut. "Bisa dibayangkan bagian-bagian yang menghubungkan langit-langit dan pilar, atau pilar itu sendiri telah membusuk, dan terpengaruh oleh getaran dari gempa bumi juga kendaraan yang melintas," kata Chikaosa.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement