Ahad 23 Dec 2012 21:03 WIB

Diplomat Iran: Hentikan Konflik di Suriah, Waspadai Washington dkk

Seorang pria membersihkan pecahan truk yang hancur dihantam roket di sebuah jalan di Distrik Aleppo, Suriah.
Foto: AP Photo/Narciso Contreras
Seorang pria membersihkan pecahan truk yang hancur dihantam roket di sebuah jalan di Distrik Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA-- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast di Ankara, Sabtu (22/12) malam mendesak agar kekerasan di Suriah segera diakhiri.  Berbicara kepada wartawan di kota Turki timur Erzurum, Mehmanparast mengatakan, pemerintah transisi Suriah harus dibentuk dan tanggal pemilihan harus diperbaiki begitu kekerasan dihentikan.

Mehmanparast lebih lanjut menggarisbawahi perlunya perundingan internasional, wada di mana kelompok-kelompok yang berbeda di Suriah akan bertukar pandang pendapat mereka. Diplomat Iran itu juga menyarankan media dunia untuk menyiarkan realitas yang ada di Suriah.

Ia juga mengkritik negara-negara Barat pendukung kelompok oposisi di negara itu yang mengirimkan senjata kepada mereka. Langkah itu kata Mehmanparasat hanya membuat konflik di Suriah terus berlanjut. Ia juga meyinggung sikap ironis Washington yang selama ini mendukung diktator-diktator kawasan itu dalam 40 tahun terakhir.

Dia menyerukan negara-negara regional untuk memperdalam kerja hingga habis-habisan guna membawa perdamaian dan keamanan ke seluruh wilayah. "Ketidakamanan dan kurangnya kepercayaan di antara negara-negara regional hanya akan menguntungkan rezim Zionis," katanya.

Dia menilai situasi regional saat ini kritis. Diplomat itu menyerukan kepada para pejabat Iran dan Turki untuk mengadakan pembicaraan guna mencari solusi yang tepat untuk krisis regional.

Tak ketinggalan ia meminta peran media dalam mencegah selip pemahaman antara kedua negara dan mewaspadai manuver Barat. "Negara-negara Barat berusaha untuk menabur perselisihan di antara negara-negara regional yang kuat dalam rangka menjaga kepentingan rezim Zionis," kata Mehmanparast.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement