Rabu 06 Mar 2013 19:54 WIB

Dalam Setahun, 32 Ribu Gajah Afrika Dibunuh

Rep: Indah Wulandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Gajah Afrika Selatan (ilustrasi)
Foto: AP Photo
Gajah Afrika Selatan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Tingginya permintaan gading gajah memicu penjualan via online secara besar-besaran. Dampak pertumbuhan ekonomi kawasan Asia dituding sebagai salah satu penyebab permintaan gading gajah naik.

Dalam interval 12 bulan belakangan sekitar 32 ribu gajah diperkirakan dibunuh di Afrika. Lembaga Born Free Foundation mencatat penjualan gading gajah di pasar ilegal mencapai angka 1.300 dollar AS per pon berat gading.

Pusat perdagangan internasional CITES telah melarang penjualan gading di tempatnya sejak 1989 silam.Sayangnya, langkah ini tidak membendung permintaan pasar domestik. Bahkan Jepang mengimpor gading langsung dari Afrika.

Mesin pencari terbesar, Google dituding ikut memasarkan penjualan gading gajah secara ilegal via online.

 

Kepada AP, Selasa (5/3), aktivis Badan Dana Internasional untuk Kesejahteraan Hewan (IFAW), Tania McCrea-Steele menyarankan Google mengevaluasi jenis transaksi yang mengancam suatu spesies, terutama meneliti perusahaan komersial dari Cina, Alibaba Group. Mereka, sebut McCrea-Steele, mempromosikan gading dari Taobao secara terang-terangan.

Pihak IFAW juga sedang menjalin kerja sama dengan eBay untuk memblokir iklan penjualan gading. “eBay kita pengaruhi sejak 2007 agar mereka ikut peduli pada lingkungan dengan memblokir penjualan gading gajah,” cetus McCrea-Steele.

Meski begitu diakui, kapasitas pengawasan merek belum mampu menjangkau semua iklan. Walhasil, ada beberapa yang masih lolos diunggah.

"Kejahatan berbasis dunia maya harus segera diatasi karena kontrolnya lebih sulit,” nilai Direktur Departemen Perikanan dan Lingkungan Hidup AS Dan Ashe.

sumber : AP

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement