REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS---Pemerintah Suriah, Jumat (22/3), menekankan ledakan maut yang mengguncang satu masjid di pusat Kota Damaskus dan menewaskan seorang tokoh agama sehari sebelumnya memiliki jejak Alqaidah.
Aksi "teror" tersebut, yang ditujukan pada tokoh agama Mohammad Said Ramadan al-Bouti memiliki tanda Alqaidah dan sekutunya, kata Kementerian Luar Negeri Suriah pada Jumat dalam surat yang ditujukan kepada Dewan Keamanan dan Sekretaris Jenderal PBB.
Pada Kamis, seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di dalam Masjid Al-Iman di Ibu Kota Suriah, Damaskus, saat Al-Bouti berceramah di hadapan puluhan orang, dan menewaskan 49 orang serta melukai 84 orang lagi.
Suriah menuduh petempur oposisi meledakkan tempat ibadah itu untuk membunuh Al-Bouti, yang dikenal karena pendirian anti-terorismenya dan kecamannya terhadap gerilyawan radikal.
Setelah kematian Al-Bouti, kelompok Tentara Suriah Bebas membantah bertanggung-jawab atas serangan itu, dan mengatakan kelompok tersebut "tak mengincar Rumah Tuhan". Namun tweet pro-oposisi di Twitter telah memperlihatkan banyak kesombongan sehubungan dengan kematian Al-Bouti dan mencap dia sebagai "Mufti (Bashar) al-Assad".
Ceramah terakhir Al-Bouti disampaikan pekan lalu, ketika ia menyeru mufti agung Suriah agar mengumumkan pengerahan besar-besaran guna mendukung tentara Suriah dalam perangnya melawan "tentara bayaran". "Kita diserbu di setiap inci tanah kita, di roti kita, di dalam hidup kita, pada perempuan, kehormatan dan kesucian anak kita," katanya.
Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad mengumumkan dua hari berkabung di Suriah untuk mengenang Al-Bouti dan korban di negeri tersebut, demikian laporan Xinhua. Presiden Suriah itu berikrar akan membalas kematian mereka.