Senin 25 Mar 2013 21:08 WIB

Dua Imigran Tenggelam di Perairan Australia

Rep: Bambang Noroyono / Red: Citra Listya Rini
Kapal tenggelam - ilustrasi
Kapal tenggelam - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PULAU KRISMAS -- Dua pencari suaka tewas tenggelam setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik di perairan Australia, Senin (25/3). Kapal dengan 95 penumpang tersebut karam setelah gelombang laut menyeret kapal yang tak bernama itu.

Menteri Dalam Negeri Australia (Mendagri) Jason clare mengatakan kapal tesebut berisikan para imigran ilegal. Mereka berasal dari Timur Tengah. Kebanyakan dari mereka berasal dari Afghanistan. 

Kapal tersebut sedang menuju ke Pulau Krismas. Clare menjelaskan mereka yang tewas adalah sepasang. Satu perempuan dewasa yang lainya laki-laki berusia enam tahun. 

Perempuan berusia 20 tahun itu dikabarkan sedang hamil. Insiden juga menggulung para penumpang lainnya. Dua penumpang lagi sedang dirawat serius lantaran sekarat, tapi sudah diselamatkan pihak rumah sakit. 

Sementara imigran yang lainnya juga dalam kondisi mengkhawatirkan dan butuh perawatan. Global Post mengatakan tiga diantaranya adalah awak kapal asal Indonesia.

"Semua orang telah dipertanggungjawabkan. Ada sejumlah yang membutuhkan perhatian medis," kata Pejabat Adminsitratif Kepulauan Krismas, Jon Stanhope, Senin (25/3). 

Dia mengatakan pemantauan kapal imigran sudah terdeteksi sejak Sabtu (23/3) lalu. Tewasnya imigran di perairan Australia bukan sekali ini saja terjadi. Pulau Krismas memang menjadi tujuan utama para pencari suaka asal Timur Tengah. 

Pemerintah Australia menyebutnya sebagai manusia perahu dan berstatus ilegal. Pemerintah Australia hilang akal mengendalikan masuknya para manusia perahu itu. Hingga sekarang, tidak kurang dari 17 ribu pencari suaka tiba saban tahunnya melalui laut. 

Tahun lalu, pemerintah dan legislatif setuju dengan mengembalikan fungsi beberapa rumah singgah bagi imigran di Kepulan Nauru dan Papua Nugini. Hal tersebut agar imigran tidak nekat menuju Pulau Krismas melalui Samudera Hindia untuk masuk ke Australia.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement