Sabtu 30 Mar 2013 07:40 WIB

Siprus Tidak Akan Tinggalkan Euro

Presiden Siprus Nicos Anastasiades
Foto: AP
Presiden Siprus Nicos Anastasiades

REPUBLIKA.CO.ID, NIKOSIA -- Siprus tidak akan meninggalkan euro meskipun kesepakatan dana talangan yang dipimpin Uni Eropa untuk menyelamatkan pulau itu dari kebangkrutan memberikan persyaratan keras. Demikian kata Presiden, Nicos Anastasiades, seperti dikutip oleh media pemerintah pada Jumat.

"Kami tidak akan meninggalkan euro dan saya menekankan itu," kata Anastasiades pada sebuah konferensi tahunan pegawai negeri sipil di ibukota Nikosia seperti kantor berita Siprus melaporkan.

"Saya ulangi bahwa kami tidak akan terlibat dalam percobaan berisiko yang akan membahayakan masa depan negara kita," katanya.

Presiden sayap kanan ini mengatakan bahwa ketika dia menjabat sekitar sebulan lalu negara itu bangkrut.

Dia mengkritik pemerintah sebelumnya yang menuangkan uang ke pemberi pinjaman terbesar kedua pulau itu Laiki atau Popular Bank yang akan ditutup di bawah persyaratan dana talangan.

Siprus mengadopsi mata uang tunggal Eropa pada 2008. Anastasiades menyetujui paket penyelamatan 10 miliar euro (13 miliar AS) di Brussel pada Senin dengan "troika" Uni Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Dana Moneter Internasional (IMF).

Dana talangan juga menuntut reformasi yang keras untuk sistem perbankan Siprus -- yang membengkak dengan uang dari Rusia dan terpapar utang Yunani yang bermasalah -- dan penerapan pajak pada deposito dengan nilai di atas 100.000 euro.

Anastasiades yang meraih kemenangan dalam pemilihan presiden Siprus pada 24 Februari itu berjanji untuk mendapatkan "sedini mungkin" dana talangan untuk negara pulau Mediterania timur itu.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement