REPUBLIKA.CO.ID, JAFFNA, SRI LANKA -- Sekelompok orang tak dikenal menyerang kantor surat kabar berbahasa Tamil yang kritis terhadap pemerintah di Sri Lanka, Rabu. Serangan mengakibatkan sedikitnya lima orang cedera.
Serangan itu berlangsung dua pekan setelah PBB meloloskan sebuah resolusi yang mendesak pemerintah menangani pelanggaran hak asasi manusia, termasuk intimidasi terhadap wartawan.
Insiden di kantor surat kabar Uthayan itu merupakan serangan keempat terhadap media sejak Januari di bekas zona perang Sri Lanka di wilayah utara negara itu.
"Enam orang yang memakai topeng menyerang kantor, kendaraan dan komputer," kata penerbit Uthayan, E. Saravanapavan, yang juga seorang anggota parlemen dari Partai Aliansi Nasional Tamil yang memiliki hubungan dengan mantan pemberontak separatis Tamil.
Lima pegawai, termasuk seorang manajer cabang, cedera, katanya.
Polisi dan pejabat pemerintah belum bisa dihubungi untuk diminta komentar mereka mengenai serangan tersebut.
Belum ada pihak yang ditangkap dalam kaitan dengan tiga serangan sebelumnya terhadap media tahun ini di wilayah utara, dimana pemeritahan sipil belum sepenuhnya pulih sejak berakhirnya perang.