Sabtu 06 Apr 2013 08:16 WIB

Korut Tidak Perlu Bantuan Asing

Parade Militer Korut
Parade Militer Korut

REPUBLIKA.CO.ID, Korea Utara yang terisolasi terkadang mengizinkan ahli nuklir seperti Siegfried Hecker, ilmuwan nuklir dari Stanford University, datang ke negara tersebut, sepertinya untuk meyakinkan bahwa kemampuan nuklir mereka tidak main-main, ujar para diplomat dan pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

 

Hecker menambahkan bahwa ketika ia terakhir mengunjungi Korea Utara pada 2010, ia memperkirakan bahwa negara itu memiliki simpanan 24 kilogram sampai 42 kilogram plutonium, kira-kira bisa dipakai untuk membuat empat sampai delapan bom. Jika uji nuklir pada Februari menggunakan plutonium,  pasokan tersebut akan berkurang lima sampai enam kilogram, ujarnya.

Korea Utara telah berulangkali mengancam menggunakan senjata nuklir untuk menyerang Amerika Serikat dan basis militernya di Korea Selatan. Namun Hecker ragu akan kemampuan Pyongyang menyerang target-target di AS atau teritori Korea Selatan, seperti dilansir situs VOA.

Olli Heinonen, mantan kepala departemen keamanan badan international energi atom PBB (IAEA), memberikan prediksi yang sama, meski ia mengatakan Korea Utara mungkin dapat mengoperasikan reaktor riset tersebut dalam waktu kurang dari enam bulan. “Kita tidak tahu sejauh mana persiapan mereka,” ujar Heinonen, yang saat ini bekerja di Harvard University dan pernah berkunjung ke Korea Utara dan bertemu dengan para ilmuwan di sana.

Baik Hecker maupun Heinonen mengatakan bahwa Korea Utara kemungkinan besar dapat membangkitkan kembali reaktor tanpa bantuan asing, meski PBB, AS dan pihak-pihak lain memberlakukan sanksi-sanksi lainnya menghambat kemampuan membeli teknologi misil dan nuklir.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement