REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo memecat 12 perwira senior atas kasus perkosaan massal di wilayah timur negara itu yang bergolak.
Juru bicara departemen penjaga perdamaian PBB, Kieran Dwyer mengatakan, pemecatan menyusul tekanan PBB yang mengancam bakal menarik kerja sama dengan unit-unit terlibat atas diperkosanya 126 wanita di kota timur Minova pada 20 November. Pemerkosaan itu terjadi ketika tentara mundur dari serangan gerakan pemberontakan M23 di ibu kota daerah Goma.
"Angkatan Bersenjata Kongo telah menghentikan komandan dan wakil komandan dari dua unit. Mereka telah menghentikan komandan dari delapan kesatuan lainnya," kata Dwyer kepada AFP, Jumat (12/4).
Pemerintah DR Kongo menginformasikan PBB atas tindakan tersebut setelah Misi PBB di negara itu, MONUSCO, memberi waktu pemerintah satu minggu sejak 25 Maret untuk menindak para pelaku perkosaan Minova.
Tenggat waktu yang ditetapkan PBB sebelumnya pada Februari diabaikan. Semua petugas yang dipecat sekarang bertanggung jawab atas penuntutan dan wawancara para korban serta tersangka kini sudah dimulai, kata Dwyer, mengutip akun pemerintah.
"Ini adalah sinyal komitmen pemerintah Kongo, tetapi kita perlu mereka menindaklanjuti dan meminta pertanggungjawaban dari mereka yang melakukan kejahatan yang mengerikan itu," kata Dwyer.