REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sejumlah orang di London, Inggris, melakukan aksi kampanye untuk melawan 'robot pembunuh.' Mereka mendesak agar robot dengan kemampuan menyerang sasaran tanpa campur tangan manusia harus dilarang sebelum mereka dikembangkan untuk digunakan di medan perang.
"Senjata-senjata yang akan digunakan dalam 20 tahun ke depan akan melanggar batas moral dan etika," kata Peraih Nobel Jody Williams seperti dilansir Reuters.
"Jika perang direduksi menjadi senjata yang dapat menyerang tanpa kendali manusia, maka ia akan menjadi warga sipil yang akan menanggung beban perang," ujar Williams, yang memenangkan hadiah perdamaian tahun 1997.
Menurutnya, senjata yang bisa dikendalikan dari jarak jauh saat ini sudah digunakan oleh beberapa angkatan bersenjata dan beberapa perusahaan.
Namun, pemerintah Inggris selalu mengatakan tidak berniat mengembangkan teknologi tersebut. Kementerian Pertahanan menegaskan tidak ada rencana untuk mengganti personel militer yang terampil dengan sistem yang sepenuhnya otomatis.