Kamis 02 May 2013 22:14 WIB

Daging Palsu dan Bermasalah di Cina Seret 904 Orang

Daging Sapi Impor
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging Sapi Impor

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebanyak 904 orang di Cina ditangkap selama operasi tiga-bulan, yang melibatkan kejahatan yang berkaitan dengan daging seperti produksi daging sapi dan kambing palsu dari daging tikus dan rubah, kata Kementerian Keamanan Masyarakat (MPS), Kamis.

Kementerian tersebut menyatakan sejak 25 Januari, polisi telah mengungkap 382 kasus yang melibatkan pelanggaran yang berkaitan dengan daging, dan menyita lebih dari 20.000 ton produk tidak sah.

Aksi kejahatan juga meliputi produksi daging gelonggongan, penggunaan bahan kimia saat pemrosesan produk, serta penjualan daging palsu dan yang terinfeksi penyakit.

Kementerian itu menerbitkan lima jenis kasus khusus yang dibongkar selama operasi tersebut, demikian laporan Xinhua, Kamis malam.

Di Wuxi, Provinsi Jiangsu di Cina Timur, tersangka telah membuat daging kambing palsu dari rubah, cerpelai dan tikus dengan menambahkan bahan kimia. Semua produk tersebut dijual di pasar dan para tersangka memperoleh lebih dari 10 juta yuan (1,62 juta dolar AS) dari kegiatan tidak sah itu.

Di Provinsi Guizhou, Cina Barat-daya, polisi pada Maret menggerebek dua sarang pemrosesan dan penjualan daging serta menangkap enam tersangka.

Menurut penyelidikan awal, para tersangka telah menggunakan cairan hidrogen peroksida untuk memproses cakar ayam sejak Juli 2011. Dengan hasil lebih dari 300 kilogram per hari, para tersangka meraup keuntungan lebih dari empat juta yuan.

Seorang pejabat yang tak mau disebutkan jatidirinya dari MPS mengatakan operasi polisi tersebut adalah bagian pertama dari operasi yang ditujukan pada semua kejahatan yang berkaitan dengan keamanan makanan.

Polisi sekarang memusatkan perhatian pada kejahatan yang melibatkan porduk susu, kata pejabat tersebut. Ia menambahkan ada beberapa masalah keamanan makanan yang sudah berurat-akar dan belum dapat diselesaikan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement