Rabu 15 May 2013 14:50 WIB

Taiwan Bekukan Hubungan dengan Filipina

Rep: Bambang Noroyono/ Red: A.Syalaby Ichsan
Presiden Taiwan Ma Ying Jeu
Foto: AP
Presiden Taiwan Ma Ying Jeu

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan menarik duta besar dari Filipina. Taipei juga membekukan aplikasi izin masuk  pekerja Filipina dan menggelar latihan militer di perairan disengketakan.

Aksi ini merupakan tindak lanjut tuntutan permintaan maaf kepada Pemerintah Filipina yang telah menembak   Hung Shih-cheng, 65 tahun, di perairan yang disengketakan kedua negara Kamis (9/5).

Pemerintah Filipina melalui Dubes Antonio Basilio, pun sudah meminta maaf kepada Taiwan. Pemerintah Filipina pun menawarkan kompensasi, menangkap sang pembunuh dan berencana mengadakan kerjasama dalam industri perikanan.

Namun permintaan maaf tersebut dirasa belum cukup bagi Taiwan. Juru Bicara Kepresidenan, Lee Chia Fei, seperti dikutip dari Al Jazeera mengatakan, Presiden Ma Ying-jeou benar-benar tidak puas atas permintaan maaf Filipina yang dirasa kurang tulus itu.

Selain itu, kantor kepresidenan merilis pernyataan Presiden yang merasa Filipina kurang jujur dan tak konsisten. ''Dia (Presiden Ma) tidak bisa menerima tanggapan yang sembrono dan asal-asalan dari Filipina," ucap dia dalam pernyataan tertulis.

Tak hanya Presiden, Perdana Menteri Taiwan, Jiang Yi Huah juga menolak permintaan maaf tersebut. Ia pun meminta pernyataan maaf disampaikan secara resmi oleh pemerintah Manila, bukan dari 'orang' Filipina saja.

"Penembakan dilakukan oleh salah seorang pegawai negara dan pemerintah tidak bisa menghindar dari tanggung jawabnya," tutur dia dikutip dari AFP. Jiang pun mengancam tak hanya membekukan aplikasi izin kerja warga FIlipina ke negara mereka.

Juga, peringatan kunjungan hingga larangan ke Filipina dan hubungan bilateral para pejabat tinggi kedua negara itu.Saat ini tercatat 85 ribu hingga 87 ribu warga Filipina bekerja di Taiwan. Kebanyakan mereka bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT).

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement