PORT MORESBY --Masalah santet di Papua Nugini marak belakangan ini. Kali ini soal warga yang membantu korban santet. Di daerah Bougainville, seorang warga meminta pemerintah untuk membayar dirinya sebesar 125 ribu dolar Australia karena telah membantu orang yang terkena santet.
Komisi HAM Bougainville mendesak pemerintah untuk tidak memberi kompensasi atas permintaan itu.
Ketua Komisi Helen Hakena mengatakan, persoalan santet memang serius di Papua Nugini, namun kalau pemerintah membiasakan diri membayar kompensasi ini, akan menjadi preseden buruk. "Orang hanya akan berdiri dan menonton orang lain yang dibunuh atau dituduh melakukan santet tanpa membantu kalau mereka tidak dibayar," katanya.
Komisi HAM Bougainville mengimbau pemerintah untuk tidak meladeni permintaan ganti rugi seperti itu.
"Itu bukan kultur Bougainville - dalam kultur kami, kami membantu dan tidak meminta imbalan."
Hakena mengatakan, polisi telah menegaskan 40 kematian yang berkaitan dengan tuduhan santet di pulau itu selama empat tahun terakhir. "Yang memprihatinkan adalah wanita sering dijadikan korban karena wanita tidak bersenjata, mereka tidak dapat membela diri," katanya.