REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengunjungi bekas pulau penjara di lepas pantai Afrika Selatan (Afsel) untuk menghormati pahlawan antiapartheid yang sedang sakit Nelson Mandela.
Ia dijadwalkan akan mengenang warisan Mandela, yang dipenjara di Robben Island selama 18 tahun dari 27 tahun yang dihabiskannya sebelum menjadi presiden kulit hitam pertama Afsel dalam sebuah pidato di Universitas Cape Town, Senin (1/7).
Sejumlah pemrotes berkumpul di luar Universtias Cape Town menjelang pidato Obama, membawa spanduk menyerang kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang menyebut "Obama pembunuh massal" dan "Akhiri perang pesawat tak berawak sekarang".
Kesehatan Mandela di usia 94 tahun yang menurun melatari suasana sedih selama lawatan Afrika delapan hari Obama. Pemerintah Afrika Selatan mengatakan kondisinya "kritis tapi stabil."
Obama bertemu dengan sanak saudara Mandela di Johannesburg pada Sabtu (29/6) untuk menyampaikan dukungan namun tidak secara langsung mengunjungi mantan presiden yang rapuh di rumah sakit dimana dia dalam perawatan selama tiga minggu.
Pemimpin AS itu melukiskan Mandela sebagai "tokoh pribadi" dan telah mengingatkan audiens di Afrika dalam beberapa hari belakangan bahwa aktivitas politik pertamanya adalah untuk mendesak koleganya dari AS agar mendivestasi sendiri investasi dari Afrika Selatan untuk memprotes apartheid.
Dalam pidatonya di universitas tersebut, Obama akan menengok kembali pidato politisi AS Robert Kennedy yang disampaikan di Cape Town pada 1966 membandingkan perjuangan untuk mengalahkan apartheid dengan gerakan hak-hak sipil AS.