Rabu 03 Jul 2013 20:33 WIB

Bolivia Berang Pesawat Presidennya Dituduh Bawa Snowden

Rep: Nur Aini/ Red: Fernan Rahadi
 Para pengunjuk rasa memegang poster foto Edward Snowden, mantan karyawan CIA yang membocorkan informasi rahasia tentang program pengintaian AS, di luar gedung Konsulat Jenderal AS di Hong Kong, Kamis (13/6).    (AP/Kin Cheung)
Para pengunjuk rasa memegang poster foto Edward Snowden, mantan karyawan CIA yang membocorkan informasi rahasia tentang program pengintaian AS, di luar gedung Konsulat Jenderal AS di Hong Kong, Kamis (13/6). (AP/Kin Cheung)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Bolivia menuduh negara-negara Eropa telah bertindak agresif karena menolak pesawat kepresidenan negaranya melewati wilayah udara mereka. Eropa menolak pesawat presiden Bolivia karena curiga pembocor rahasia intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden berada di dalamnya.

Bolivia mengatakan Prancis, Portugal, Spanyol, dan Italia melarang pesawat terbang melalui wilayah mereka. Pesawat dialihkan ke Vienna. Presiden Evo Morales berencana kembali ke Bolivia dari Moskow setelah melakukan pembicaraan terkait ekspor gas.

Snowden yang menjadi buronan AS dilaporkan mencari suaka ke Bolivia dan sejumlah negara. Dia dilaporkan tidak berada di dalam pesawat dan diyakini masih berada di dalam Bandara Sheremetyevo di Moskow.

Utusan PBB dari Bolivia, Sacha Liorinte mengatakan pihaknya akan komplain ke PBB. "Keputusan sejumlah negara itu melanggar hukum internasional. Kami membuat prosedur untuk melaporkan ini ke Sekretaris Jenderal PBB," ujarnya.

Setelah protes tersebut, Prancis membantah pihaknya menolak memberi izin pesawat terbang. Spanyol kemudian membolehkan pesawat terbang ke wilayahnya. Pesawat terbang dari Vienna ke Bolivia pada Rabu pagi (3/7) waktu setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement