REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kelompok oposisi Mesir mendukung penuh langkah militer menjungkalkan Presiden Muhammad Mursi. Meskipun gagal menjatuhkan presiden sokongan Ikhwanul Muslimin dan Salafi itu lewat aksi sipil, namun peran militer dianggap mereka tepat.
Tokoh oposisi dari kelompok liberal, Mohamed el-Baradei seperti dikuti Aljazirah, Kamis (4/7) mengatakan, revolusi kembali mewarnai sejarah Negeri Piramida itu. Ia mengatakan, keputusan militer menjungkalkan presiden kelima bagi Mesir itu adalah cara tuntas mengatasi kebuntuan politik antar faksi-faksi.
Aksi ''kudeta'' militer kali ini tentu juga mendapat reaksi positif bagi lawan-lawan politik Ikhwanul Muslimin dan Salafis lainnya. Aljazirah melansir, sokongan penuh dihaturkan kepada Panglima Militer dan Menteri Pertahan Jenderal Abdel Fattah al-Sisi dari Kepala Gereja Kristen Koptik Mesir Paus Tawadros.
Tawadros mengatakan, di negara itu, 10 persen penduduknya beragama Kristen yang menjadi salah satu pendukung pelengseran Mursi. Ia menyatakan, keputusan al-Sisi punya dampak keamanan masyarakat yang jelas. ''Rencana militer menawarkan visi politik yang mewakili semua masyarakat Mesir,'' katanya.
Keberhasilan militer mengkudeta Mursi juga mendapat simpati dari kelompok oposisi lainnya. Partai Islam Liberal Mesir Partai al-Nour dan Imam Universitas al-Azhar Syekh Ahmed al-Tayeb sekata mengatakan aksi militer kali ini adalah untuk mengakhiri kengerian di Mesir.