REPUBLIKA.CO.ID, LA PAZ -- Presiden Bolivia, Evo Morales menyalahkan Amerika Serikat yang telah menekan negara-negara Eropa untuk menolak pesawat negara Amerika Latin itu terbang melintasi wilayah udara mereka. Karena kejadian itu, Morales mengancam akan menutup kedutaan besar AS di Bolivia.
Pesawat kepresiden Morales harus mendapat rute baru karena ada kecurigaan pembocor intelijen AS, Edward Snowden berada di dalamnya. Pesawat Morales terpaksa mendapart di Vienna, Austria. Tindakan tersebut dinilai Morales telah melanggar hukum internasional.
Morales berencana kembali ke Bolivia dari sebuah pertemuan di Moskow. Sebelumnya, dia mempertimbangkan untuk memberi Snowden suaka politik.
"Kami bersatu akan melawan imperialisme Amerika. Kami bertemu dengan pemimpin dari partai saya dan mereka meminta kami mengambil beberapa langkah dan jika perlu, kami akan menutup kedutaan besar AS. Kami tidak butuh kedutaan besar AS," ujar Morales dikutip Al-Jazeera.
Morales berbicara ketika para pemimpin Venezuela, Ekuador, Argentina, dan Uriguay bergabung dengannya dalam pertemuan di Cochabamba, Bolivia untuk membicarakan sengketa diplomatik. Pemimpin Amerika Latin marah dengan kejadian tersebut. Mereka menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan nasional dan sebuah tamparan melalui penghinaan oleh Eropa.