Jumat 05 Jul 2013 13:33 WIB

Usai Shalat Jumat, Mesir Kembali Diwarnai Demonstrasi

Rep: Nur Aini/ Red: Fernan Rahadi
Aksi unjuk rasa para pendukung Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7).    (AP/Hassan Ammar)
Aksi unjuk rasa para pendukung Presiden Muhammad Mursi di Nasser City, Kairo, Mesir, Kamis (4/7). (AP/Hassan Ammar)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ikhwanul Muslimin memerintahkan protes massa sebagai respons kudeta militer yang membuat Muhammad Mursi lengser dari kursi kepresidenan.

Koalisi Islamis yang dipimpin Ikhwanul meminta warga pada Kamis (4/7) waktu setempat untuk ikut dalam protes 'Jumat Penolakan' setelah shalat Jumat. Perintah tersebut dilihat sebagai sebuah tes apakah Mursi masih memiliki basis pendukung di negara dan bagaimana militer mangatasi hal tersebut.

Militer Mesir merilis pernyataan pada Kamis (4/7) kemarin yang menyatakan setiap orang memiliki hak untuk protes damai, namun hak itu tidak boleh disalahgunakan. Protes keras, militer memperingatkan, akan membuat mereka ditangkap.

"Kebijaksanaan, nasionalisme sejati, dan nilai-nilai kemanusiaan yang konstruktif bahwa semua agama menyerukan itu, mengharuskan kita sekarang menghindari mengambil tindakan luar biasa atau sewenang-wenang terhadap setiap faksi atau arus politik," ungkap pernyataan itu dikutip Al-Jazeera.

Sementara itu, pemimpin sementara Mesir, Adly Mansour menggunakan masa pelantikannya untuk membuat hubungan baik dengan ikhwanul.

"Ikhwanul Muslimin merupakan bagian dari rakyat dan diundang untuk berpartisipasi membangun negara, tidak ada orang yang dikecualikan, dan jika mereka menanggapi undangan ini, mereka akan disambut," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement