REPUBLIKA.CO.ID, FUKUSHIMA -- Otoritas nuklir Jepang mengatakan air radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima diyakini bocor ke Samudera Pasifik. Mereka meminta operator untuk bertindak mencegah kontaminasi lebih lanjut.
Kepala Otoritas Regulasi Nuklir, Shunichi Tanaka mengatakan dia percaya kontaminasi laut telah berlangsung sejak Maret 2011 ketika bencana tsunami terjadi. "Saya pikir kontaminasi laut bisa meningkat atau terus mengecil," ujar Tanaka dikutip Al-Jazeera.
Menurutnya, laut terkontaminasi pada saat kecelakaan sehingga telah berlangsung selama dua tahun. "Penanggulangan terhadap semua skenario yang mungkin adalah prioritas utama," ujarnya.
Operator Fukushima, Tepco mengakui masalah meningkat di pabrik utara Tokyo, tempat bencana atom terburuk di dunia sejak Cherbobyl pada 1986. Tepco mengatakan tengah memeriksa temuan Tanaka dan tidak bisa segera berkomentar.
Awal pekan ini, perusahaan mengatakan tingkat radiasi air tanah melonjak, menunjukkan bahan yang sangat beracun dari pembangkit listrik semakin dekat ke pasifik setelah tiga kebocoran akibat gempa bumi dan tsunami.
Pengamatan antara reaktor yang rusak No 2 dan laut menunjukkan tingkat radioaktif melonjak selama akhir pekan. Setelah gempa 2011, segumpal radiasi dari ledakan jatuh di wilayah yang luas di darat dan laut. Bahan beracun seperti cesium kemudian ditemukan telah bocor melalui saluran dalam tanah di sisi stasiun yang bersebelahan dengan laut.