Selasa 23 Jul 2013 10:30 WIB

Keluarga Mursi Akan Tuntut Militer Mesir

Muhammad Mursi
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Muhammad Mursi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Keluarga Muhammad Moursi berencana menuntut militer Mesir dengan tuduhan menculik pemimpin yang terpilih secara demokratis.

Shaimaa Mursi, anak perempuan Mursi, mengatakan dalam konferensi pers, keluarganya berencana mengambil langkah hukum di dalam dan di luar negeri. "Kami mencoba berbagai upaya hukum, baik lokal maupun internasional, untuk menuntut pemimpin kudeta militer berdarah Jenderal Abdul Fattah al-Sisi dan kelompoknya," kata Shaimaa Mursi.

Shaimaa mengungkapkan kekecewaan terhadap organisasi pembela hak asasi manusia yang berdiam diri melihat penculikan presiden yang terpilih secara sah.

Berbagai kalangan menilai pemilihan umum pada Juni tahun lalu merupakan pemilu demokratis pertama yang pernah dilakukan Mesir. Keluarga Mursi juga menuduh Jenderal Sisi bertanggung jawab atas keamanan Mursi. Hingga kini, Mursi masih ditahan militer di lokasi yang tidak diketahui.

Putra Mursi, Osama Mursi mengaku belum mendapatkan satu kabar pun tentang ayahnya setelah peristiwa kudeta. "Tidak ada satu pun anggota keluarga yang mendengar kabar mengenai ayah kami sejak 3 Juli," katanya kepada wartawan.

Rencana tuntutan keluarga Mursi muncul bersamaan dengan bentrokan berdarah antara pendukung Mursi dengan penentangnya. Empat orang dikabarkan tewas dan 26 lainnya luka-luka dalam peristiwa tersebut.

Satu orang terbunuh di lapangan alun-alun Tahrir, yang merupakan episentrum gerakan demonstrasi tahun 2011 untuk menumbangkan kekuasaan Husni Mubarak. Tiga yang lainnya tewas di Qalyub, pinggiran utara ibu kota.

Di sisi lain, beberapa mantan anggota parlemen dari kelompok Mursi memimpin demonstrasi di Masjid Rabaa al-Adawiya. Mereka menuntut militer mengembalikan Mursi sebagai Presiden. "Kami yakin dapat mengembalikan Mursi ke kursi kepresidenan dengan melakukan demonstrasi di jalanan," kata salah satu demonstran Muhammad Awad kepada AFP.

Sejak penggulingan Mursi, kelompok militan di Mesir telah beberapa kali melakukan serangan bersenjata terhadap petugas keamanan. Peristiwa terbaru terjadi pada Ahad (21/7) di Sinai di mana empat orang dari kepolisian dan dua warga sipil tewas.

Beberapa pengamat menilai, kekerasan tersebut merupakan usaha dari kelompok teroris untuk mengambil keuntungan situasi ketidak-pastian setelah penggulingan Mursi.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement