Ahad 28 Jul 2013 11:44 WIB

Pemilu Kamboja Dibayangi Manipulasi Data Pemilih

Rep: Nur Aini/ Red: Djibril Muhammad
Perdana Menteri Hun Sen
Perdana Menteri Hun Sen

REPUBLIKA.CO.ID, PNOM PHEN -- Kamboja mulai melakukan pemilihan umum pada Ahad (28/7). Namun, pemilu untuk pemilihan parlemen tersebut dibayangi penyimpangan data pemilih. Pemilihan yang dilakukan pada Ahad pagi akan diikuti 9,6 juta rakyat yang memiliki hak suara.

Perdana Menteri, Hun Sen dengan Partai Rakyat Kamboja percaya akan meraih kemenangan. Bahkan, dia tidak secara pribadi melakukan kampanye untuk pemilihan parlemen.

Pada Sabtu kemarin, pemimpin oposisi Kamboja mengakui partainya akan kalah dalam pemilihan umum. Dia mengatakan pemilihan tidak adil, namun berjanji akan  melawan.

Pemimpin Partai Penyelaman Nasional Kamboja, Sam Rainsy mengatakan pencapaian partainya akan melawan Partai Rakyat Kamboja secara signifikan.

Rainsy baru kembali dari pengasingan setelah menerima pengampunan kerajaan. Namun, dia dilarang mencalonkan diri karena pihak berwenang mengatakan terlambat menambahkan namanya di daftar pemilihan.

"Jika perdana menteri ingin menjaga posisinya dia harus cukup berani untuk menghadapi saya," ujar Rainsy dikutip Al-Jazeera.

Rainsy mengatakan pihaknya menemukan penyimpangan seperti puluhan ribu nama pemilih digandakan. Bahkan, pemantau lokal menemukan hingga 1,25 juta orang yang memenuhi syarat tidak berada dalam daftar pemilih.

Human Right Watch juga menyoroti dugaan manipulasi daftar pemilih. "Proses ini telah dimanipulasi untuk memastikan kemenangan partai yang berkuasa," kata direktur HRW Asia, Brad Adams.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement